Technologue.id, Jakarta - Suasana menjelang bulan Ramadhan terasa berbeda di tengah pandemi virus COVID-19 yang menyerang seluruh dunia, termasuk Indonesia. Iklim bisnis pada bulan Ramadhan ikut terdampak akibat banyak perubahan dari segi perilaku pengguna. Facebook fokus untuk membantu brand mendorong pencapaian bisnisnya pada bulan Ramadhan. Menyambut bulan Ramadan, Facebook dan Kantar melakukan survei online terhadap 951 responden di Indonesia untuk memahami bagaimana orang menjalani bulan Ramadan dan perubahan aktivitas mereka sehari-hari selama bulan ini. Keresahan selama wabah virus Corona ini bakal mempengaruhi pola belanja masyarakat.
Baca Juga: Facebook: Produk Kesehatan Akan Jadi Buruan Selama Puasa
Pihak Facebook Indonesia menyarankan bagi pelaku usaha untuk mengubah cara komunikasi bisnis dalam menyesuaikan masa gamang akibat virus corona. "80 persen masyarakat punya kekahawatiran akan tertular virus corona sampai bulan Ramadhan. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh bisnis adalah mengubah cara komunikasi pemasaran agar lebih relevan dengan kondisi saat ini," tutur Hilda Kitty, Head of Marketing, Facebook di Indonesia, saat membagikan Ramadhan Insights 2020 secara live streaming, Kamis (26/3/2020). Saat wabah Corona menghantui, Hilda mengatakan, bisnis harus menekankan kegiatan berbau branding. Kegiatan-kegiatan branding pun disesuaikan dengan konteks yang terjadi saat ini. "Branding yang menunjukkan kegiatan mereka peduli dengan himbauan pemerintah seperti social distaning atau hygiene," katanya. Dalam situasi seperti ini, ketika menjaga jarak (social distancing) menjadi sebuah norma baru, pemilik bisnis dan merek perlu untuk tetap terhubung dengan pelanggan diluar transaksi yang dilakukan.Baca Juga: Makin Ketat, Facebook Bakal Hapus Iklan Hand Sanitizer
Berdasarkan survei, 58% memilih Whatsapp sebagai saluran komunikasi dengan 50% dari mereka terbuka untuk berkomunikasi melalui Instagram, dan 41% terbuka untuk dijangkau melalui Facebook. Dengan demikian, penting bagi bisnis untuk terlibat dalam percakapan yang bermakna dengan pelanggan mereka. Misalnya, dengan bersikap proaktif dalam memberikan informasi dan mendidik konsumen tentang langkah-langkah yang diambil untuk memastikan bahwa jasa dan produk tersebut aman, serta pendekatan mereka dalam menangani permintaan pelanggan dalam situasi seperti ini. "Kami menyadari bagaimana virus Corona ini telah membawa dampak bagi merek dan UKM di seluruh dunia, karena itu kami berkomitmen untuk terus membantu komunitas lokal agar tetap bertumbuh di tengah situasi ini,” ungkap Hilda.