Technologue.id, Jakarta - Sejak OpenAI meluncurkan ChatGPT November lalu, orang-orang telah menguji chatbot ini untuk menulis ujian dan membuat esai. Meski bot ini mempunyai kinerja yang baik di tingkat SMA dan pascasarjana, ternyata teknologi tersebut juga sering melakukan kesalahan.
Kemudian, pada Maret 2023, OpenAI kembali merilis GPT-4, model tercanggihnya hingga saat ini. Bot ini bisa membuat model pembelajaran mendalam, memahami dan mendiskusikan gambar serta menghasilkan teks delapan kali lipat dibanding ChatGPT.
"Jika Anda bertanya-tanya seberapa pintar alat AI generatif ini, lihat beberapa ujian sulit yang pernah mereka coba, kuasai, dan gagal," ujar OpenAI.
GPT-4 diklaim lebih layak digunakan untuk ujian CFA level I dan level II dengan petunjuk yang sesuai. Sementara ChatGPT tidak akan lulus dalam semua pengaturan yang diuji dalam studi dari tim peneliti dari Queens University, Virginia Tech dan Divisi penelitian AI JP Morgan.
Para peneliti menyebut model ChatGPT lebih kesulitan di level II dibandingkan level I. Sedangkan GPT-4 berkinerja lebih baik daripada ChatGPT di hampir semua topik.
Menurut CFA Institute, rangkaian tiga ujian yang diperlukan untuk mendapatkan CFA terkenal sulit bagi manusia. Tingkat kelulusan untuk Tingkat I, II, dan III antara 37% hingga 47% pada Agustus 2023.
Baca Juga:
Saingi iPhone 15, Samsung Sematkan Bingkai Titanium pada Galaxy S24 Ultra
Namun, ambang batas untuk melewati standar hasil ujian ini bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya. Di New York, peserta ujian memerlukan skor 266 untuk lulus
Kendati demikian, GPT-4 ternyata masih kesulitan dalam menyelesaikan ujian matematika di sekolah menengah. GPT-4 memperoleh nilai 700 dari 800, termasuk dalam persentil ke-89 peserta tes.