Technologue.id, Jakarta - Elon Musk, bos SpaceX mengajukan gugatan terhadap OpenAI pada minggu lalu. Orang terkaya di dunia itu menuduh startup kecerdasan buatan (AI) tersebut telah melanggar perjanjian pendiriannya dengan menjadi perusahaan nirlaba dan bukan organisasi nirlaba.
OpenAI kini menanggapi gugatan Musk dengan mengatakan bahwa dia pernah menginginkan “kendali mutlak” atas perusahaan atau merger dengan Tesla. Menurut postingan blog yang ditulis oleh salah satu pendiri OpenAI Greg Brockman, Ilya Sutskever, John Schulman, Sam Altman, dan Wojciech Zaremba, perusahaan AI bermaksud untuk menolak semua klaim Musk.
Open AI mengatakan Musk sendiri mendukung rencana awalnya yang mencari keuntungan, dikutip dari Neowin. "Pada akhir tahun 2017, kami dan Elon memutuskan langkah selanjutnya dalam misi ini adalah menciptakan entitas nirlaba. Elon menginginkan ekuitas mayoritas, kendali dewan direksi awal, dan menjadi CEO. Di tengah diskusi tersebut, dia menahan pendanaan. Reid Hoffman menjembatani kesenjangan tersebut dengan menutupi gaji dan operasional," tulis OpenAI.
Baca Juga:
Microsoft Ungkap Manfaat Teknologi AI Generatif Bagi Bisnis Perusahaan
Elon Musk adalah salah satu anggota dewan awal OpenAI dan membantu perusahaan mendapatkan pendanaan. Ia meninggalkan dewan direksi perusahaan pada 2018 untuk mencegah potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul antara keterlibatannya dengan OpenAI dan karyanya pada teknologi AI self-driving di Tesla.