Technologue.id, Jakarta - OpenAI berencana memblokir akses layanan ChatGPT di Tiongkok. Perusahaan beralasan karena China tidak termasuk ke dalam 160 negara penyedia layanan OpenAI secara resmi.
Securities Times, surat kabar milik negara Tiongkok melaporkan pada hari Selasa (25) bahwa OpenAI telah mulai mengirim email ke pengguna di Tiongkok yang menjelaskan rencananya untuk memblokir akses mulai 9 Juli. "Kami melakukan upaya tambahan untuk memblokir lalu lintas API dari wilayah di mana kami tidak mendukung akses ke layanan OpenAI," kata juru bicara OpenAI melansir Reuters, Rabu (26/6).
Baca Juga:
OpenAI Diduga Manfaatkan Konten YouTube Tanpa Izin untuk Latih Sora
ChatGPT belum tersedia secara resmi di China. Sebagai alternatifnya, pengguna dan developer selama ini mengaksesnya melalui antarmuka pemrograman aplikasi (API) perusahaan OpenAI. Namun seiring kebijakan baru ini, OpenAI nampaknya benar-benar akan memutus akses pengguna di Tiongkok terhadap layanan perangkat lunaknya.
Meskipun begitu, hingga saat ini perusahaan milik Sam Altman ini belum melakukan pemblokiran secara eksplisit, melainkan dengan peringatan terlebih dahulu. Ada kemungkinan lain yang menyebut bahwa langkah pemblokiran OpenAI di China tersebut merupakan bagian pembatasan akses China dari perusahaan teknologi di Amerika Serikat (AS).
Keputusan ini tentu akan berdampak pada sebagian startup China yang telah membangun aplikasi dengan menggunakan model bahasa besar (LLM) OpenAI. Di Tiongkok, pemain lokal termasuk Baidu, Alibaba Group dan Zhipu AI yang didukung Tencent Holdings Ltd. memposting pemberitahuan yang berisikan saran kepada pengembang untuk beralih ke produk mereka sendiri.
Baca Juga:
OpenAI Akan Gunakan Posting-an Reddit untuk Melatih ChatGPT
Beijing secara terbuka mendorong perusahaan-perusahaan lokal untuk berinovasi dalam AI, sebuah teknologi yang dianggap penting untuk menopang posisi ekonomi dan militer Tiongkok.
Pada saat yang sama, Washington berupaya menolak akses Tiongkok terhadap teknologi-teknologi penting. Departemen Keuangan AS telah mengusulkan peraturan untuk membatasi ekspor pada teknologi yang dianggap penting bagi keamanan nasional, termasuk chip dan AI.
Pembatasan tersebut telah dilakukan selama lebih dari setahun, adalah bagian dari strategi Presiden Joe Biden untuk membatasi kemampuan Beijing dalam mengembangkan teknologi sensitif yang mengancam keamanan nasional AS.