SHARE:
Technologue.id, Jakarta - Seiring pertumbuhan financial technology (fintech) yang pesat di Indonesia, para perusahaan fintech dituntut mampu jawab kekhawatiran pengguna akan keamanan data. Salah satu penyedia layanan teknologi perantara transaksi nasional, PayTren, punya cara sendiri untuk menjamin keamanan data para penggunanya.
Baca Juga: Tarsus Indonesia Gelar Indonesia Fintech Show 2019
Di Era Ekonomi Digital, PayTren mengaku hingga saat ini menggunakan kode OTP untuk menjamin keamanan data pengguna dari ancaman siber. Pihak PayTren beralasan, dalam segi bisnis, semakin aman suatu sistem maka otomatis semakin menyulitkan pengguna dalam mengakses yang membuat pengguna itu sendiri merasa tidak nyaman. Dari contoh kasus, belum lama ini, Paytren menggunakan sistem keamanan Captcha untuk mendeteksi akses berasal dari manusia atau robot. Bukannya diterima pengguna, alih-alih fitur keamanan ini justru membuat PayTren menerima banyak keluhan dari penggunanya karena dinilai ribet dan membuat tidak nyaman. "Pengguna Paytren bukan dari kalangan yang membutuhkan keamanan siber yang ketat. Karena itu, PayTren menggunakan sistem keamanan yang standar," tutur pihak PayTren saat dikunjungi tim Technologue.id, di booth Paytren saat Indonesia Fintech Show 2019, di JCC Jakarta, Rabu (6/11/2019).Baca Juga: Fintech Ilegal Menjamur, Konsumen Dituntut Mawas Diri
Dalam hal ini, PayTren mengambil jalan tengah dengan menyeimbangkan keamanan dan kenyamanan. Di sisi lain, PayTren tak menampik bahwa perusahaan fintech paling banyak mengalami percobaan peretasan. Sejauh ini belum ada peretasan terhadap PayTren yang berhasil, baru ditahap percobaan.