Technologue.id, Jakarta - Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) menemukan kerentanan pada sistem operasi (OS) Windows 10 yang dapat membahayakan pengguna OS tersebut. Kerentanan tersebut ditemukan dalam komponen CryptoAPI yang diketahui sudah uzur. Dilansir dari TechCrunch (15/1/2020) komponen tersebut memiliki berbagai fungsi, salah satunya memungkinkan pengembang untuk menandatangani perangkat lunak secara digital. Namun tanda tangan yang terserang bug dapat dimanfaatkan oleh peretas untuk menyuntikkan virus berbahaya.
Baca Juga: Windows 7 Dimatikan, Ini Cara Upgrade ke Windows 10 Secara Gratis
NSA telah mengkonfirmasi temuan mereka terkait kerentanan tersebut dan melaporkannya kepada Microsoft, dengan maksud perusahaan tersebut akan melakukan perbaikan. Microsoft sendiri telah merilis patch kemanan untuk menangani kerentanan tersebut. Namun menurut Microsoft mereka belum menemukan adanya bukti tanda tangan yang dimanfaatkan peretas. Microsoft juga enggan berkomentar terkait upaya penanganan bug tersebut. Perusahaan tersebut mengatakan, “Kami mengikuti prinsip pengungkapan kerentanan terkoordinasi sebagai praktik terbaik industri untuk melindungi pelanggan kami."Baca Juga: Indihome Bakal Sajikan Seluruh Pertandingan IBL 2020
Microsoft sendiri telah merilis tambalan untuk mengatasi celah yang ada di Windows 10 dan Windows Server 2016. Senior Director Microsoft, Jeff Jones juga meyakinkan penggunanya yang menggunakan Windows 10 bahwa perangkatnya sudah aman. Pada Selasa (14/1/2020) kemarin, Microsoft juga telah menghentikan dukungan terhadap windows 7 dan menghimbau penggunanya untuk segera melakukan upgrade sistem operasinya ke Windows 10 dan mengganti perangkat komputernya.