Technologue.id, Jakarta - Praktik judi online merupakan salah satu kejahatan siber yang jadi perhatian Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia. Nyatanya, kegiatan haram ini menghasilkan nilai transaksi yang fantastis.
Kepala Biro Humas PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), Natsir Kongah mengatakan, nilai transaksi judi online selalu bertambah dari waktu ke waktu.
Baca Juga:
Pembangunan BTS di Daerah 3T Terus Digenjot Kemenkominfo
"Totalnya sampai 2023 akhir diprediksi mencapai lebih dari Rp200 triliun," katanya belum lama ini.
Natsir menambahkan, pada 2017 dan 2018 PPATK mencatakan nilai transaksi judi online mencapai Rp2 triliun dan Rp3,4 triliun.
Jumlahnya semakin bertambah di tahun 2019 yakni mencapai Rp6,1 triliun dan Rp15,7 triliun pada tahun 2020. Setahun berikutnya nilainya bertambah lagi menjadi Rp57,9 triliun dan tahun 2022 mencapai Rp104, 4 triliun.
"Kalau di total dari tahun 2017 ke 2022 nilai transaksi judi online mencapai Rp190, 2 trilun," jelas Natsir.
Baca Juga:
Evolusi Trojan Perbankan Zanubis Incar Pasar Kripto
Melihat angka kerugian yang semakin tinggi, langkah nyata pemerintah melalui Kemenkominfo yakni terus menutup dan memblokir situs atau website judi online.
Dalam waktu 3 minggu saja, Kemenkominfo berhasil memutus akses konten judi online sebanyak 60.582 konten. Selain itu, Kemenkominfo juga bekerjasama dengan OJK untuk memblokir rekening yang terlibat judi online.