Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Netizen Malah Lebih Aktif di Facebook Pasca Skandal Cambridge Analytica
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Kasus ini bisa dikategorikan sebagai anomali. Bagaimana tidak, wajarnya, seseorang yang dikhianati justru pergi menjauh dari si pelaku. Nyatanya, para pengguna Facebook justru lebih aktif menggunakan platform itu setelah Facebook gagal mengamankan data user-nya. Data yang dipegang Goldman Sachs dari comScore membuktikan unique mobile user Facebook di Amerika Serikat justru naik 7 persen menjadi 188,6 juta di bulan April. Padahal di momen-momen itulah skandal bocornya data pengguna Facebook yang menyeret nama Cambridge Analytica tersebut sedang panas-panasnya diulas di media.

Baca juga:

Facebook Bisa Rekam Pembicaraan Telepon Anda? Ini Respons Zuckerberg

Melansir BusinessInsider.com (20/05/2018), waktu yang dihabiskan oleh netizen Negeri Paman Sam juga naik menjadi di atas 30 menit. Jumlah itu memastikan kalau active user mereka terus naik dari kuartal terakhir 2017. [caption id="attachment_33359" align="alignnone" width="673"]Netizen Malah Lebih Aktif di Facebook Pasca Skandal Cambridge Analytica Data pengguna Facebook di AS meningkat pasca skandal dengan Cambridge Analytica (source: comScore)[/caption]

Baca juga:

Jomlo Wajib Tahu, Facebook Hadirkan Fitur Cari Jodoh

Data ini seakan menangkal survei Ponemon Institute terhadap sekitar 3.000 orang April lalu. Terkait kampanye #DeleteFacebook, banyak responden Ponemon Institute yang mengungkapkan kemarahannya dan ingin Facebook mendapat hukuman atas kelalaiannya. [caption id="attachment_33358" align="alignnone" width="673"]Netizen Malah Lebih Aktif di Facebook Pasca Skandal Cambridge Analytica Data responden terkait kewajiban Facebook memberi kompensasi apabila data mereka diretas (source: Ponemon Institute)[/caption] Contohnya, 35 persen dan 31 persen responden sangat setuju dan setuju kalau Facebook harus memberi kompensasi apabila data pribadi mereka dicuri atau hilang pasca kasus kebocoran data itu. Persentase itu jauh lebih tinggi dibandingkan yang tak setuju dan sangat tidak setuju yang masing-masingnya hanya 15 persen dan 7 persen.

Baca juga:

Perusahaan yang Manfaatkan Data User Facebook Tutup, Karena Bangkrut?

Anda sendiri, masihkah aktif di Facebook pasca jutaan data penggunanya (termasuk dari Indonesia) jatuh ke pihak ketiga?

SHARE:

Tokopedia Mulai Tutup Layanan Investasi Online

Galak Soal Keamanan Pusat Data, Meutya Hafid Pimpin Kementerian Komunikasi