Technologue.id, Jakarta - Badan antariksa Amerika Serikat, NASA memperingatkan fenomena jilatan api matahari yang kuat berpotensi mengganggu komunikasi di luar angkasa dan di Bumi. Selain itu, fenomena ini juga bisa memberikan pengaruh buruk pada astronot.
NASA pada Kamis memposting berita tentang suar yang mencapai puncaknya pada pukul 17:34. EST pada 22 Februari 2024 (22:34 UTC) yang diberi peringkat acara X6.3, dikutip dari Theregister.
Semburan api matahari dinilai dalam lima kategori: A, B, C, M, dan X. "Kebakaran" kelas C sepuluh kali lebih kuat daripada peristiwa kelas B, dan peristiwa kelas M sepuluh kali lebih kuat daripada kebakaran C. Suar juga diberi skor dengan nilai numerik untuk menunjukkan besarnya peristiwa tersebut.
Oleh karena itu, flare kelas X sangatlah signifikan dan yang satu ini termasuk yang paling besar. Daftar riwayat jilatan api matahari di Space Weather Live menunjukkan bahwa peristiwa ini merupakan suar terkuat ke-27 yang pernah tercatat dan yang terbesar sejak 2017. Peristiwa terbesar dalam daftar ini diberi peringkat X40.
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS memperingatkan bahwa peristiwa X6.3 dapat berarti “degradasi sementara atau hilangnya sinyal sepenuhnya” bagi operator radio frekuensi tinggi setidaknya di sisi planet yang diterangi matahari pada saat terjadinya suar. Peristiwa tersebut “tidak menimbulkan ancaman signifikan bagi masyarakat umum”.
Baca Juga:
Mendarat di Bulan, Odysseus Tandai Keberhasilan Pesawat Luar Angkasa Buatan AS
Pemerintah AS sebelumnya menyatakan bahwa semua suar berpotensi mengacaukan radar dan GPS. Jilatan api matahari juga bukan main-main bagi para astronot, karena menghasilkan radiasi berbahaya.
Oleh karena itu, tujuh awak di ISS dan tiga awak di stasiun luar angkasa Tiangong Tiongkok mempunyai alasan untuk khawatir jika putaran suar saat ini meningkat. Awak ISS diketahui tidak memiliki tugas selama akhir pekan.