Technologue.id, Jakarta - Astronot yang terjebak di stasiun luar angkasa atau ISS akan tetap berada di laboratorium antariksa itu hingga Februari, kata NASA.
Pesawat luar angkasa Boeing yang rusak dianggap terlalu berisiko untuk perjalanan pulang, sehingga astronot harus menunggu keberangkatan SpaceX berikutnya, dikutip dari CBC.
Dua astronot NASA yang terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Juni dengan kapsul Starliner milik Boeing yang rusak harus kembali ke Bumi dengan kendaraan SpaceX awal tahun depan, kata pejabat NASA pada hari Sabtu.
Baca Juga:
Meta Matikan Headset Premium Pesaing Apple Vision, Kenapa?
NASA menganggap masalah dengan sistem propulsi Starliner terlalu berisiko untuk membawa pulang awak pertamanya seperti yang direncanakan. Astronot veteran NASA Butch Wilmore dan Suni Williams, keduanya mantan pilot uji militer, menjadi awak pertama yang menaiki Starliner pada 5 Juni.
Awalnya, kedua astronot itu diharapkan berada di ISS dalam misi delapan hari. Namun, sistem propulsi Starliner mengalami serangkaian gangguan dalam 24 jam pertama penerbangannya ke ISS.
Masalah yang ditemukan sejauh ini membuat para astronot berada di stasiun selama 79 hari dan Boeing bergegas untuk menyelidiki masalah tersebut.
Para pejabat NASA mengatakan kepada wartawan selama konferensi pers di Houston bahwa Wilmore dan Williams aman dan siap untuk tinggal lebih lama. Mereka akan menggunakan waktu tambahan mereka untuk melakukan eksperimen sains bersama tujuh astronot lainnya, kata NASA.
Dalam perombakan operasi astronot NASA yang jarang terjadi, kedua astronot tersebut kini diharapkan kembali pada Februari 2025 dengan pesawat ruang angkasa SpaceX Crew Dragon yang mulai diluncurkan bulan depan sebagai bagian dari misi rotasi astronot rutin.
Dua dari empat kursi astronot Crew Dragon akan dibiarkan kosong untuk Wilmore dan Williams nantinya.