Technologue.id, Jakarta - Sebanyak 6.900 titik serangan malware di seluruh Indonesia sepanjang kuartal keempat 2023 telah dihentikan oleh organisasi keamanan siber Webroot.
Serangan siber ini dikuasai oleh malware dengan kategori Trojan, Generic, Adware, Crack dan Infector.
Peringkat pertama malware yang paling banyak terdeteksi pada kuartal 4 di Indonesia adalah Trojan dengan persentase infeksi 32,45 %.
Baca Juga:
Waspada NKAbuse, Malware Yang Memanfaatkan Blockchain
Sama seperti kuda Troya yang berhasil menghancurkan kota Troy, trojan ini akan menyamar sebagai file yang tidak berbahaya seperti rundllexe.dll dari Microsoft, program Winrar.exe atau Patch.exe.
Jika tidak dihentikan, trojan ini akan menjalankan aksi jahat dan salah satu yang paling dikhawatirkan adalah membuka jalan bagi masuknya ransomware.
Menyusul di peringkat kedua dalah kategori Generic dengan persentase infeksi 19,07 %.
Kategori generic adalah kategori malware yang sebenarnya belum terdeteksi oleh definisi antivirus sehingga tidak memiliki nama, namun berhasil dihentikan oleh Webroot dengan teknologi Evasion Shield, Script Detection, Infrared dan Rootkit Shield karena aplikasi jahat ini memiliki ciri atau menjalankan rutin berbahaya.
Peringkat 3 dihuni oleh kategori Adware dengan persentase infeksi sebanyak 12,06%.Sebenarnya adware sesuai namanya Advertising Software pada awalnya adalah aplikasi pengganggu yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan finansial dari iklan dan menampilkan iklan yang tidak diinginkan oleh korbannya dan dalam perjalanannya berkembang menjadi aplikasi jahat dan terkadang digunakan oleh ransomware untuk menjalankan aksinya.
Peringkat ke empat dihuni oleh kategori yang ternyata masih banyak digunakan oleh pengguna komputer di Indonesia : Crack alias software bajakan.
Seperti kita ketahui, jika kita ingin menggunakan aplikasi yang harusnya berbayar namun tidak ingin membayar, salah satu cara yang sering digunakan adalah menggunakan crack alias aplikasi yang memungkinkan penggunanya membuka proteksi atau pembatasan aplikasi asli sehingga aplikasi tersebut dapat digunakan secara penuh tanpa perlu membayar tetapi menginstal aplikasi tambahan yang disebut crack.
Baca Juga:
Matikan Kunci Fingerprint, Malware Chameleon Bisa Curi PIN Mbanking
Tidak semua crack berisi aplikasi jahat, namun selain melanggar hukum hak cipta, ternyata penggunaan crack ini sangat rentan disusupi rutin jahat yang selain membuka pembatasan aplikasi berbayar, ternyata diam-diam juga menjalankan aksi lain seperti membuka jalan bagi aplikasi jahat lain untuk masuk ke dalam sistem.
Peringkat kelima yang cukup menonjol dan perlu menjadi perhatian adalah kategori Infector dengan persentase infeksi 9,53 %.
Kategori infector ini perlu menjadi perhatian karena aksinya menginfeksi file driver, seperti file printer management library Fuji Xerox PMSSNMPUTILITY.dll dan File Printer Setup Epson Seiko Corporation.
Adapun daftar malware yang paling banyak terdeteksi menginfeksi di Indonesia dan dihentikan oleh tim Vaksincom dapat dilihat pada tabel di bawah ini :