Technologue.id, Jakarta - Menurut CEO Microsoft, Satya Nadela, dalam lima tahun ke depan, sekitar 500 juta aplikasi akan dibuat di seluruh dunia. Ini akan melebihi jumlah aplikasi yang dibuat selama 40 tahun terakhir. Di Asia Pasifik, vendor perangkat lunak independen (Independent Software Vendors/ ISV) memegang peranan penting dalam pembuatan aplikasi di atas platform pihak ke tiga. Mereka adalah katalisator terbesar untuk pertumbuhan adopsi cloud di wilayah ini.
Dari startup oleh mahasiswa hingga penyedia solusi TI yang mapan, ISV hadir dalam berbagai ukuran, tetapi mereka disatukan oleh tujuan yang sama: mendorong transformasi digital melalui solusi teknologi inovatif.
"Kami bangga melihat banyaknya ISV di Asia Pasifik yang telah menciptakan solusi digital yang unik dan penting saat negara dan organisasi bergulat dengan pandemi. Baik membantu petugas perawatan kesehatan dan pemerintah untuk membuat keputusan yang tepat maupun memungkinkan kelangsungan bisnis dan menjalankan segala sesuatu dari jarak jauh, setiap solusi dibangun dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan. Dari alat deteksi pneumonia hingga platform yang mendukung pembelajaran jarak jauh, solusi ISV ini menjadi solusi dalam merespon COVID-19," kata Haris Izmee, Presiden Direktur Microsoft Indonesia.
Responden digital pertama yang mendukung pekerja garis depan selama pandemi virus corona
Pandemi telah membebani penyedia layanan kesehatan di seluruh dunia dengan tuntutan besar untuk tes, diagnosis, dan perawatan.
Di Korea Selatan, Lunit mengembangkan INIGHT CXR, perangkat lunak kecerdasan buatan (artificial intelligence - AI) yang dibuat dengan Azure, yang mendukung ahli radiologi dalam menafsirkan hasil sinar-X dada untuk mendeteksi dan mendiagnosis infeksi COVID-19 secara instan. Alat tersebut telah digunakan di Daegu, propinsi yang paling parah terkena virus. Di belahan dunia lain, Lunit INSIGHT CXR juga telah dipasang di PreventSenior, salah satu jaringan rumah sakit terbesar di Brasil.
Selain perawatan kesehatan profesional, pejabat pemerintah juga berada di garis depan dalam upaya melawan pandemi. Dialog Digital telah bekerja sama dengan pemerintah Thailand untuk membangun dasbor live dari situasi global yang berkembang, memanfaatkan Azure dan Power BI. Ketersediaan data ini telah melengkapi pemerintah dengan informasi penting yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat bagi warganya.
Pembelajaran jarak jauh dan keterampilan digital untuk masa depan yang inklusif
Era new normal juga membawa banyak perubahan dalam cara masyarakat belajar, bekerja, dan hidup. Dengan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang diberlakukan oleh pemerintah di seluruh Asia Pasifik, sekolah dan universitas dengan cepat memindahkan pelajaran secara online, sehingga siswa dapat terus menerima pendidikan yang layak mereka dapatkan.
Guru.lk dengan cepat meningkatkan kapasitas server platform konten pendidikan Headstart lebih dari empat kali lipat untuk memenuhi permintaan aplikasi pembelajaran berbasis rumah di Sri Lanka. Dibangun di Azure, Headstart sekarang menjadi ekosistem e-learning terbesar di negara itu dengan lebih dari 600.000 pengguna yang terdaftar, 5.700 pelajaran, dan 150 mitra konten. Untuk memastikan bahwa lebih banyak siswa memiliki akses ke konten pendidikan berkualitas, ISV lebih lanjut bermitra dengan perusahaan telekomunikasi lokal yaitu Dialog, guna menawarkan uji coba gratis selama 30 hari untuk mengakses aplikasi mereka.
ISV juga berperan dalam membekali siswa dengan keterampilan digital yang dibutuhkan untuk berkembang di ekonomi masa depan. Di Korea Selatan, Squarenet bermitra dengan 15 universitas, memberi mereka akses ke Platform Profesional Program Pendidikan Microsoft, yang menyelenggarakan berbagai kursus pelatihan teknis, termasuk dasar-dasar perangkat lunak, data science, kecerdasan buatan, big data, dan keamanan siber.
Demikian pula di Filipina, CloudSwyft meluncurkan platform Learning Lab yang memanfaatkan Microsoft Teams. Solusi kelas virtual interaktif dan kolaboratif ini dirancang khusus untuk siswa sekolah menengah dan universitas yang ingin memperoleh keahlian digital tertentu.
#RemoteEverything dan keterlibatan karyawan
Di era kerja jarak jauh, employee engagement dan produktivitas kantor sangat penting. Platform Software-as-a-Service (SaaS) milik Malaysia, SelfDrvn, membangun gamifikasi dan analisis perilaku ke dalam rangkaian lengkap produk Microsoft Teams yang terintegrasi. Platform kolaboratif ini dapat menyelaraskan, melacak, dan memotivasi tim menuju target harian mereka serta memicu insentif seperti pengiriman makanan dan voucher belanja.
Untuk meningkatkan produktivitas, ISV X0PA dari Singapura menyadari kesulitan dalam perekrutan selama pandemi dan mengembangkan sebuah alat di Azure untuk menyederhanakan proses yang memakan waktu dengan memanfaatkan kemampuan prediktif AI. Skor fit dan metrik deskriptif akan dialokasikan berdasarkan resume kandidat dan tanggapan wawancara agar dapat mengidentifikasi lebih baik siapa yang memiliki bakat tepat untuk peran tersebut, serta memiliki nilai-nilai yang sama dengan budaya organisasi.
Mengubah industri dan rantai pasokan
Social distancing dan pengaturan jarak jauh juga berdampak pada seluruh industri. Solusi inovatif oleh ISV telah memungkinkan bisnis untuk merespon secara efektif tantangan dalam komunikasi pemasok dan memenuhi permintaan barang yang penting, seperti bahan makanan dan produk perawatan kesehatan.
Di Sri Lanka, Lelang Teh Colombo mingguan dihentikan karena pandemi. Guna mempersiapkan diri dari guncangan ekonomi, para pemimpin industri bekerja dengan CICRA Solutions untuk mengembangkan sistem lelang elektronik virtual berbasis cloud untuk seluruh proses lelang. Diluncurkan dalam waktu kurang dari seminggu, sistem berbasis Azure secara digital mengubah industri teh berusia 150 tahun sekaligus melindungi mata pencaharian hampir dua juta orang di negara tersebut.
Demikian pula, peraturan di Vietnam membuat peretail mengalihkan bisnis mereka menjadi online. DiCentral, ISV Vietnam, menciptakan solusi Electronic Data Interchange (EDI) berbasis Azure untuk memungkinkan mitra distribusi mengintegrasikan sistem back-end sambil meningkatkan skala bisnis online mereka. Pertukaran data antara pemasok dan penyedia logistik mengotomatiskan aliran dokumen, pemenuhan pesanan, menyimpan inventaris, dan memberikan sinyal pengisian ulang sesuai dengan pertukaran data pengiriman.
Meskipun beberapa bisnis membuat saluran online mereka sendiri, ada yang berusaha memanfaatkan pengecer besar. Di Selandia Baru, perangkat lunak inventaris berbasis Azure Cin7 mengotomatiskan dan menghubungkan seluruh rantai pasokan untuk bisnis kecil hingga menengah (UKM) yang ingin menjual produk mereka melalui pengecer seperti Walmart dan Amazon. Hal ini memungkinkan UKM untuk menyalurkan stok barang mereka ke tempat dimana dibutuhkan dengan lebih cepat, lebih efisien, dan dengan biaya yang lebih rendah. Menanggapi wabah COVID-19, Cin7 semakin meningkatkan sistemnya untuk mengidentifikasi zona aman bagi para pekerja gudang untuk bekerja secara individu dan mengatur stok.
Dari aspek keberlanjutan, ISV asal Indonesia yaitu Nawatech menawarkan Jejak.in untuk membantu organisasi melacak program konservasi mereka menggunakan AI di Azure. Mereka baru-baru ini meluncurkan program kemitraan carbon offset, memberikan kesempatan untuk berkontribusi pada kegiatan/ aksi yang berkaitan dengan iklim dengan mengimbangi penggunaan karbon.
Memberdayakan semua orang
ISV mengatasi tantangan yang dihadapi dalam perawatan kesehatan sehari-hari dengan kekuatan teknologi Microsoft. Misalnya, Fortude, penerima hibah Sri Lanka pertama dari program Microsoft AI for Accessibility, sedang mengerjakan aplikasi identifikasi Disfagia untuk mengidentifikasi kesulitan menelan pada bayi dan anak-anak, yang dibangun menggunakan Microsoft Cognitive Services dan AI. Di Selandia Baru, Volpara Solutions memanfaatkan Azure AI untuk membantu mendeteksi kanker payudara, memberdayakan ahli radiologi untuk memberikan prognosis yang lebih baik secara keseluruhan.
"Di Microsoft, kami terus memperkuat dan membangun jaringan mitra kami dengan ISV, kami senang dengan peluang yang kami miliki untuk berinovasi dengan hati, menciptakan solusi yang memecahkan tantangan kritis manusia sekaligus memberdayakan setiap orang untuk mencapai lebih banyak," kata Haris.