Technologue.id, Jakarta - Kabar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang akan dilakukan oleh induk jejaring sosial Meta bukan hanya isu belaka. Rencana ini sendiri telah dikonfirmasi oleh CEO Meta Mark Zuckerberg.
Mark Zuckerberg menegaskan komitmen tersebut kepada ratusan eksekutif bahwa perusahaan akan mulai memberhentikan karyawan pada Rabu (9/11) pagi, sebagaimana dilaporkan oleh Wall Street Journal, Selasa (8/11/2022).
Baca Juga:
Belasan Ribu Pekerja Bakal di-PHK Meta, Ini Alasannya
Wall Street Journal mengabarkan pada bulan September lalu bahwa Meta berencana untuk memotong pengeluaran setidaknya 10% dalam beberapa bulan mendatang. Sebagian cara dilakukan melalui pengurangan staf.
"Secara realistis, mungkin ada sekelompok orang di perusahaan yang seharusnya tidak berada di sini," kata Zuckerberg kepada karyawan pada pertemuan di seluruh perusahaan pada akhir Juni.
Divisi bisnis dan tim perekrutan dikatakan bakal terkena dampak paling besar.
Kepala HRD Meta, Lori Goler, menjanjikan karyawan yang kehilangan pekerjaan akan diberikan setidaknya empat bulan gaji sebagai pesangon.
Meta, seperti raksasa teknologi lainnya, melakukan perekrutan besar-besaran selama pandemi karena kehidupan dan bisnis bergeser ke ranah online. Raksasa teknologi yang menaungi Facebook, Instagram dan WhatsApp, itu melaporkan lebih dari 87.000 karyawan yang bekerja pada akhir September 2022.
Bila benar hitungan 10% karyawan akan terdampak rencana ini, maka ada lebih dari 8000 pekerja Meta yang berhenti bekerja mulai pekan ini. Jumlah ini sangat besar bila dibandingkan pemecatan yang dilakukan oleh Twitter dan Microsoft.
Baca juga:
Indosat PHK 300 Karyawan, Ini Alasan Dibaliknya
Namun dari sisi finasial, saham Meta telah jatuh lebih dari 70% tahun ini. Perusahaan telah menyoroti tren ekonomi makro yang memburuk, di sisi lain investor juga ketakutan dengan pengeluaran dan ancamannya terhadap bisnis media sosial inti perusahaan.
Pertumbuhan untuk bisnis ini goyah di tengah persaingan ketat dari TikTok, dan kebijakan Apple Inc. dalam membatasi kemampuan platform media sosial untuk menargetkan iklan.