Technologue.id, Jakarta - Penggunaan teknologi AI terus meningkat di berbagai sektor. Hal ini membuat Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan praktisi kehumasan di Indonesia juga perlu memanfaatkannya.
“Peran AI telah digunakan untuk menganalisis data serta mengidentifikasi tren di dunia kehumasan. AI digunakan juga untuk menelusuri dan mengukur dampak program public relations. Otomasi oleh bot dikerahkan sebagai layanan pengguna 24 jam,” jelas Menteri Budi.
Baca Juga:
Menkominfo Dukung Percepatan Transformasi Digital Provinsi Riau
Menurutnya pemanfaatan teknologi AI akan memudahkan praktisi kehumasan meningkatkan komunikasi dengan publik.
Jika melihat yang dilakukan Bloomberg News, hampir sepertiga konten dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan atau robot reporters yang kemudian memudahkan jurnalis berfokus pada konten yang didasarkan pada riset, data, serta humanisme yang kuat.
Menkominfo menilai setiap praktisi PR telah beradaptasi dengan berbagai ruang digital seperti situs web, aplikasi online, YouTube, situs media sosial Facebook dan LinkedIn, Instagram, blog, atau podcast. "Media ini juga memungkinkan transformasi peran PR menjadi tonggak komunikasi melalui kreativitas dan inovasi dalam penyampaian informasi kepada publik,” ujarnya.
Baca Juga:
Kominfo Dukung Pemilu Damai Melalui Kolaborasi Edukasi untuk Pemilih Pemula
Meski teknologi AI dapat memudahkan, namun Menteri Budi menyatakan praktisi kehumasan tidak boleh sepenuhnya mengandalkan teknologi tanpa kendali.
“Sisi negatif digitalisasi juga terasa ketika kita dihadapkan dengan polarisasi, penipuan, dan keresahan akibat disinformasi yang mudah tersebar lewat media digital,” tutupnya.