Technologue.id, Jakarta - Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, mengungkap peran penting Grab menciptakan pekerjaan dan sumber pendapatan bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap aktivitas ekonomi. Seperti diketahui, perkembangan teknologi digital yang pesat dinilai juga membawa sisi lain berupa hilangnya pekerjaan terutama pekerjaan manual yang dilakukan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Efek disruptif teknologi digital, berupa otomatisasi dan efisiensi, dinilai hanya menguntungkan kelompok tertentu dan meninggalkan mereka yang kurang beruntung.
Baca Juga: Grab Dominasi Pasar Transportasi Online di Indonesia dan Vietnam
“Saya berterima kasih kepada Grab yang telah menghidupkan optimisme terhadap teknologi digital. Grab telah memberi akses kepada mereka yang sebelumnya tidak terlayani oleh sistem yang ada,” kata Sri Mulyani, dalam sambutannya di konferensi peluncuran “Social Impact Report 2018-2019” Grab di Jakarta (24/9). Dalam acara itu dibahas inisiatif sosial Grab di negara-negara Asia Tenggara tempatnya beroperasi. Di Indonesia, Grab meluncurkan kerja sama dengan Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) untuk merekrut mitra pengemudi dari komunitas tuli dengan menambahkan fitur khusus dalam aplikasi dan prosedur operasinya. Kerja sama ini merupakan bagian dari inisiatif “Break the Silence” (Mendobrak Sunyi) di Asia Tenggara untuk meningkatkan dan mengadvokasi inklusivitas untuk mendukung orang Tuli dan orang dengan keterbatasan pendengaran. Program ini baru dimulai di Indonesia dan Singapura dan telah berjalan di Malaysia dan Thailand. “Grab telah menjawab pesimisme dan ikut mendorong ekonomi digital Indonesia maju selangkah. Ekonomi digital ternyata dapat membuka akses bagi mereka yang masih berpendidikan rendah sehingga peluang untuk maju dan sejahtera menjadi semakin terbuka untuk semua,” ujar Sri Mulyani. Menteri Keuangan menambahkan, dengan peluang dan akses yang semakin terbuka, kemungkinan seseorang sukses hanya ditentukan oleh ide dan determinasinya sendiri.Baca Juga: Grab Tambah Fitur Pemesanan Jasa ‘Clean and Fix’ Rumah
Studi KPMG pada 2016 menyebutkan hanya 27 persen orang di Asia Tenggara yang memiliki rekening bank. Menyimpan uang tunai tanpa akses ke bank tidak hanya berisiko namun juga menutup peluang mereka berkembang melalui pembiayaan dari lembaga keuangan. Ketiadaan akses ke bank membuat 40-70 persen orang dewasa di Asia Tenggara bergantung pada lembaga pinjaman informal dan hanya 33 persen usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki akses ke kredit perbankan. Grab telah membatu mitra-mitranya dapat mengakses bank karena salah satu syarat kemitraan dengan Grab adalah memiliki rekening bank. Jika mereka belum punya, Grab akan membantu membukakan rekening bank. Langkah ini telah membantu 1,7 juta UKM membuka rekening bank pertama mereka sejak 2012. Menurut Sri Mulyani, pemerintah Indonesia terus mengimbangi perkembangan teknologi digital dengan menyediakan syarat-syarat yang dibutuhkan, terutama infrastruktur yang mencakup listrik, konektivitas, mobilitas dan aksesibilitas, serta sumber daya manusia yang semakin berkualitas. “Pemerintah Indonesia optimistis dapat mengembangkan kerja sama lebih lanjut dengan perusahaan teknologi seperti Grab di bidang-bidang pendidikan, kesehatan, dan program jaring keselamatan sosial,” ujar Sri Mulyani.