Maka itu, ditemukanlah layar berteknologi Organic Light Emitting Diode atau orang menyebutnya OLED. Layar OLED terbuat dari bahan organik yang memancarkan cahaya ketika listrik dialirkan melaluinya.
Teknologi ini tidak memerlukan lampu latar untuk berfungsi dan dapat dibuat cukup tipis hingga menjadi fleksibel. Namun, teknologi layar OLED hanya digunakan untuk memberikan tepian yang melengkung pada perangkat.
Akhirnya, Samsung membuat kejutan dengan menghadirkan Galaxy Z Flip yang memanfaatkan teknologi ultra thin glass (UTG). UTG memungkinkan layar fleksibel pada ponsel lipat terbaru untuk lebih tahan terhadap goresan dan kerusakan fisik lainnya.
Baca Juga:
Brand Ponsel yang Belum Rilis HP Lipatnya di Indonesia
Selain layar, aspek penting dalam cara kerja ponsel lipat yakni engsel. Pabrikan telah menemukan banyak sumber daya untuk memastikan bahwa engsel pada ponsel lipat bekerja dengan baik serta memberikan permukaan yang mulus untuk meletakkan layar.
Faktor kuncinya adalah daya tahan. Layar yang dapat dilipat menampilkan bagian yang bergerak, sehingga berpotensi masuknya air, debu, dan kontaminan lainnya ke dalam perangkat.