Technologue.id, Jakarta - Matahari buatan atau yang disebut "artificial sun" memecahkan rekor baru dalam hal durasi menyala dan kekuatan panas. China Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) mampu menyalakan matahari buatan ini selama 20 detik dengan derajat lebih dari 160 juta derajat celcius.
Melansir downtoearth dari media pemerintah, rekor matahari buatan ini sebelumnya tercatat memancarkan panas 120 juta derajat Celcius selama 101 detik.
Pencapaian suhu puncak 160 juta derajat Celcius ini bahkan dilaporkan sepuluh kali lebih panas dari matahari.
Matahari buatan dari China ini tidak berbentuk seperti matahari. Melainkan berupa penelitian eksperimen nuklir terbesar dan tercanggih di dunia. Rencananya, proyek matahari 'made in China' ini bisa digunakan secara komersial pada 2035 mendatang.
Beberapa negara menjadi bagian dari proyek ini, antara lain Korea Selatan, Jepang, Rusia, India, dan Amerika Serikat.
Baca Juga:
Ngeri, Sisa Umur Matahari Sudah Bisa Dihitung
EAST sendiri memiliki tujuan akhir untuk menciptakan fusi nuklir seperti Matahari, dengan menggunakan deuterium yang berlimpah di laut untuk menyediakan aliran energi bersih yang stabil. Diperkirakan deuterium dalam satu liter air laut melalui reaksi fusi bisa menghasilkan jumlah energi yang sama dengan 300 liter bensin.
Para ilmuwan bekerja dengan berbagai perangkat eksperimental untuk memicu dan mempelajari reaksi ini di Bumi. Para ahli menilai tokamak berbentuk donat, seperti TIMUR di Institut Ilmu Fisika Hefei China dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, sebagai pendekatan yang paling menjanjikan.
Ada sekitar 300 ilmuwan dan insinyur yang bekerja mendukung pengoperasian fasilitas itu. Di dalamnya ada sistem vakum, sistem gelombang RF, sistem hamburan laser dan sistem microwave.
Tenaga matahari buatan ini berbeda dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam yang terancam habis dan mengancam lingkungan. Sementara matahari buatan tidak terbatas di Bumi.
Baca Juga:
Bill Gates Bakal Redupkan Matahari
Selain membuat Matahari artifisial, China juga sempat mengumumkan akan menelurkan satelit iluminasi yang disebut sebagai 'artificial moon' atau bulan buatan.
Bulan palsu yang dikembangkan oleh Chengdu Aerospace Science and Technology Microelectronics System Research Institute ini, dibuat untuk menerangi jalanan kota sebagai pengganti penerangan konvensional seperti lampu-lampu jalan.