Technologue.id, Jakarta - Kemajuan teknologi yang semakin pesat membawa banyak perubahan di dalam kehidupan manusia, tak terkecuali di sektor perdagangan. Istilah jualan online sudah tidak asing lagi didengar oleh telinga masyarakat Indonesia, terutama di masa pandemi COVID-19 di mana transaksi online dapat mengurangi risiko penyebaran virus di tempat ramai.
Akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah, masyarakat mau tidak mau harus beraktivitas dari rumah, hal ini mengakibatkan omzet para pedagang tradisional menjadi menurun yang diakibatkan oleh jarangnya masyarakat pergi ke pasar. Namun dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, para pelaku usaha kini mulai beralih ke perdagangan secara digital.
Hal ini dibuktikan lewat data yang dikeluarkan oleh marketplace lokal Tokopedia yang menunjukkanlonjakan jumlah penjual dan pembeli di platformnya. Per Februari 2021, jumlah penjual terdaftar di Tokopedia mencapai lebih dari 10 juta, meningkat lebih dari 2,8 juta dari 7,2 juta penjual sejak Januari 2020. Di sisi lain, jumlah pengguna aktif pun mengalami kenaikan sebesar lebih dari 10 juta, dari 90 juta menjadi lebih dari 100 juta saat ini.
Baca Juga:
Tokopedia Masuk Jajaran Perusahaan Teknologi dengan Pertumbuhan Tercepat se-Asia Tenggara
Di tengah berbagai pembatasan sosial, pasar tradisional menjadi salah satu sektor retail yang terhantam keras oleh kondisi ini. Digitalisasi pun dipercaya jadi kunci bertahan. Hal inilah yang dilakukan oleh sejumlah pasar basah di Indonesia untuk tetap beroperasi di tengah pandemi. Salah satunya adalah Pasar Sabilulungan.
Pasar Sabilulungan Cicalengka merupakan salah satu pasar tradisional yang sudah mengadopsi konsep pasar digital dengan memanfaatkan marketplace Tokopedia untuk memasarkan bahan pangan para pedagang secara online.
Digitalisasi Pasar Sehat Sabilulungan Cicalengka ini dimulai pada November 2020. Inovasi pasar digital ini lahir dari keresahan para penjual tradisional yang mengalami penurunan pendapatan akibat kunjungan pembeli yang semakin menyusut saat pandemi.
"Efek pandemi itu terasa di bulan Juli-Agustus di mana para pedagang juga mulai merasakan penurunan penjualan karena pembatasan waktu berjualan, ditambah juga kebanyakan yang ke pasar itu warungan buat sekolah dan juga warungan untuk kebutuhan rumah tangga,” ungkap Ridzky Alfaridzi, Assistant Manager Koperasi Konsumen Pedagang Pasar Raja Cicalengka, dikutip dari Tribunnews.com (25/3/2021).
Menurutnya, sejak bulan Agustus, kegiatan belanja ke pasar mengalami penurunan drastis mulai dari 2 hari sekali, lalu menjadi 3 hari sekali. Tidak seperti dulu yang mana selalu tiap hari. Berbeda saat pasar ini telah melakukan transformasi, kegiatan transaksi tidak terbatas dan bisa terjadi setiap hari. Pembeli dapat membeli bahan pangan sehari-hari di Tokopedia yang bisa diakses lewat smartphone.
Baca Juga:
Adopsi Digital, Penjual Tokopedia Alami Kenaikan Volume Penjualan Saat Pandemi
Saat ini, hampir 300 pedagang aktif bergabung di Pasar Sehat Sabilulungan Cicalengka Online. Dari seluruh pedagang yang bergabung, meskipun ada yang memiliki produk yang sama, pihak pengelola akan bergiliran memasarkannya. Tak hanya itu, pengelola juga memperhatikan kualitas dagangan yang dikirim ke pelanggan.
"Kita menerapkan prinsip bagi yang melakukan pesanan di bawah jam 12 siang, kita bisa memberikan barang yang masih bagus dan segar, karena misalkan daging ayam atau daging sapi itu pedagang hampir setiap hari motong. Jadi, kalau lewat dari jam 12, kita masukin ke order hari berikutnya,” tambahnya.
Keinginan yang kuat dari para pelaku usaha untuk mencoba membuat terobosan baru merupakan salah satu upaya untuk tetap bertahan dan bahkan meningkatkan omzet penjualannya selama pandemi. Sejak bergabung di Tokopedia pada November 2020, hasil penjualan Pasar Sehat Sabilulungan Cicalengka di Tokopedia setiap bulannya berangsur meningkat.
Jika sebelumnya hanya masuk 50-100 pesanan saja, kini sudah ada 100-200 pesanan masuk setiap bulannya di akun Tokopedia Pasar Sehat Sabilulungan Cicalengka Online. Peningkatan jumlah pesanan juga ini tentu sejalan dengan melonjaknya pendapatan para pedagang.
Sebelum berlabuh di marketplace terbesar di tanah air ini, ia sempat menganalisis situasi dan kondisi pasar lain yang sudah lebih dulu terdigitalisasi seperti Pasar Cikurubuk yang juga menggunakan Tokopedia, dan hasilnya bisa dibilang memuaskan.
Untuk memaksimalkan penjualan melalui akun Tokopedia Pasar Sehat Sabilulungan, pihak pengelola turut memanfaatkan fitur-fitur seperti TopAds, voucher Bebas Ongkir, serta promo cashback.
Baca Juga:
Transaksi Tinggi, Tokopedia Gagas Kolaborasi dengan Brand Sepatu Lokal
Dari sisi pengelola, koperasi awalnya hanya mendapatkan hanya sekitar 10-15 persen. Semenjak ada di Tokopedia, keuntungan yang didapatkan mencapai 30 persen atau dua kali lipat dari sebelumnya.
Kenyamanan belanja online di marketplace dipadu dengan penerapan quality control yang baik dari pihak pengelola, membuat masyarakat percaya untuk memenuhi kebutuhan harian di Pasar Sehat Sabilulungan Cicalengka Online di Tokopedia.
Ke depannya, besar harapan Alfaridzi dan pihak pengelola Pasar Sehat Sabilulungan Cicalengka Online di Tokopedia bisa terus berkembang dan transaksi terus meningkat.
"Ya harapannya kedepannya transaksi tiap harinya meningkat, karena untuk membangkitkan gairah ekonomi masyarakat terutama para pedagang,” pungkasnya.