Technologue.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memasukan Xiaomi ke daftar hitamnya. Trump beralasan perusahaan asal China itu memiliki hubungan dengan militer China.
Menanggapi hal tersebut, Xiaomi pun akhirnya angkat suara. Xiaomi mengklaim layanan dan produk yang ditawarkan hanya untuk penggunaan komersial dan selalu mematuhi peraturan yang ada.
Baca Juga:
"Kami menegaskan bahwa perusahaan tidak dimiliki, dikendalikan, atau terafiliasi dengan militer China, dan kami bukan “Perusahaan Militer Komunis China” seperti yang digambarkan di dalam NDAA," kata Xiaomi.
Masuknya Xiaomi ke daftar hitam ini mengharuskan para investor AS melepas atau menjual saham yang mereka miliki di Xiaomi. Perusahaan pun nantinya akan kehilangan investornya.
Kejadian ini juga telah mempengaruhi harga saham Xiaomi. Pada Jumat kemarin, saham Xiaomi Group dibuka pada US$ 3,74, anjlok 11% dari harga penutupan di hari perdagangan sebelumnya.
Baca Juga:
Punya Pendapatan Besar, Xiaomi Masuk 100 Billion Dollar Club
Bahkan ADR grup Xiaomi juga dilaporkan turun lebih dari 14% beberapa waktu lalu. Dan saat ini, kembali turun hingga 7,54%, dilansir dsri Gizchina pada Sabtu (16/1/2021).
Namun meski demikian, pil pahit yang ditelan Xiaomi ini sebenarnya tak separah Huawei. Sebab Xiaomi masih bisa mengimpor teknologi AS, sedangkan Huawei tidak, termasuk menggunakan Google Mobile Services.