Technologue.id, Jakarta - Pada 4 Juli, Mark Zuckerberg, CEO Meta mem-posting foto keluarga dengan emoji yang menutupi dua wajah putrinya. Menutupi wajah anak dengan emoji memunculkan dugaan bahwa Zuckerberg sadar akan privasi sang anak.
Dikutip dari Businessinsider, Zuckerberg bukan satu-satunya yang memikirkan bagaimana penggunaan media sosial oleh orangtua dapat memengaruhi anak-anak mereka. Bahkan, ini merupakan pilihan yang dinilai baik.
Baca Juga:
Pengunjung Situs Web ChatGPT Turun Drastis untuk Pertama Kalinya
Leah Plunkett, penulis "Sharenthood" dan seorang pengacara yang pekerjaannya berfokus pada hak privasi anak-anak dan keluarga mengatakan kepada CNN bahwa menurutnya lebih banyak orang tua perlu mengikuti jejak Zuckerberg.
"Bukan hanya orang tua, kakek-nenek, pelatih, guru, dan orang dewasa terpercaya lainnya juga harus menjauhkan anak-anak dari foto dan video untuk melindungi privasi, keselamatan, peluang masa depan dan saat ini, dan kemampuan mereka untuk mengetahui cerita mereka sendiri tentang diri mereka sendiri dan untuk diri mereka sendiri," kata Plunkett.
Dia mengatakan menjaga wajah anak-anak dari media sosial tidak hanya penting untuk keselamatan mereka, tetapi juga untuk rasa hak pilihan mereka saat mereka tumbuh dewasa.
Selain itu, ada risiko keamanan termasuk mengekspos anak-anak terhadap potensi pencurian identitas dan teknologi pengenalan wajah.
Plunkett juga mengatakan kecerdasan buatan sekarang dapat menggunakan foto seseorang saat masih bayi untuk mengidentifikasi mereka saat mereka lebih besar.
Munculnya AI bukan satu-satunya alasan untuk waspada, para ahli juga mengatakan bahwa pengguna media sosial lainnya dapat menimbulkan bahaya.
"Memposting gambar secara online tidak bebas risiko," Pamela Rutledge, direktur Pusat Penelitian Psikologi Media, mengatakan kepada Huffington Post pada 2022.
Baca Juga:
10 Perbedaan Threads vs Twitter
"Ini meningkatkan kemungkinan hal-hal seperti intimidasi dan penguntitan atau, meskipun jarang, bahkan predator," katanya.
Plunkett meminta perusahaan media sosial untuk mengambil langkah ekstra untuk melindungi anak-anak ketika orang tua tidak melakukannya sendiri, seperti secara otomatis memburamkan wajah mereka di foto.