Technologue.id, Jakarta - Manado dilanda banjir sejak Jumat (27/01) pagi kemarin. Guyuran hujan lebat mengakibatkan debit air Sungai Tondano meluap di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Paal, Tuminting, Sario, Wenang, dan Singkil dan membuat puluhan rumah terendam dengan tinggi muka air 80 hingga 300cm.
BNPB melaporkan banjir telah merendaam kurang lebih 400 rumah di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan, dan berdampak pada 3.013 KK atau 9.382 jiwa dan merenggut satu korban jiwa.
Baca Juga:
Rumah Amfibi, Hunian Anti-Banjir di Masa Depan
Tidak hanya banjir, hujan lebat yang tidak kunjung berhenti juga menyebabkan tanah longsor yang berdaampak pada 65 KK di beberapa titik di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan, serta merenggut empat korban jiwa, satu korban luka beratm dan dua lainnya luka ringan. Terdapat 53 unit rumah rusak termasuk 1 tempat ibadah.
Akibat bencana ini 1.021 warga diharuskan untuk mengungsi di beberapa titik. Adapun pengungsian di Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Paal 2 ada 261 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa, Kecamatan Singkil sebanyak 460 jiwa dan Kecamatan Wanang ada 41 jiwa.
Menghadapi bahaya hidrometeorologi basah, pemerintah daerah dan warga diharapkan tetap waspada dan siap siaga mengingat secara umum kita masih berada pada periode puncak musim hujan. Antisipasi bahaya banjir susulan yang dapat diperburuk dengan intensitas hujan yang masih mungkin berlanjut.
Baca Juga:
Wow, Rekaman Mobil Tesla Terjang Banjir Pakai Mode Perahu
Di samping itu, warga yang tinggal di dekat tebing atau bukit agar berinisiatif melakukan evakuasi mandiri apabila di wilayahnya diguyur hujan lebat dengan durasi lama.
Pemerintah Kota Manado juga telah menetapkan status keadaan darurat dengan nomor 27/KEP/B.06/BPBD/2023 tertanggal 27 Januari 2023. Dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Wali Kota Manado Andrei Angouw itu telah ditetapkan periode status keadaan darurat sejak tanggal 27 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023.