Technologue.id, Jakarta - Seiring berjalannya waktu, serangan siber semakin mengganas. Temuan terbaru menyebut bahwa ada serangan yang menargetkan sektor penelitian biologi.
Hal ini diungkap akademisi dari Ben-Gurion University of Negev. Dikatakan bahwa serangan dapat memodifikasi DNA sintetis menjadi virus berbahaya, dilansir dari Zdnet, Rabu (2/11/2020).
Dalam penelitiannya yang berjudul "Cyberbiosecurity: Remote DNA Injection Threat in Synthetic Biology" yang diterbitkan dalam jurnal Nature Biotechnology, digambarkan bagaimana serangan ini dapat menciptakan senjata biologis.
Dijelaskan, para penjahat siber hanya perlu menyusupkan malware ke komputer para peneliti biologi. Dengan begitu mereka mempunyai akses untuk menyabotase apa yang tengah dikerjakan peneliti.
Baca Juga:
Pemain PUBG Mobile Jadi Target Serangan Siber
Misal peneliti mengerjakan DNA sintetis, para penjahat tinggal memasukan zat berbahaya lainnya untuk dicampur. Mereka tak perlu mendapatkan akses fisik lagi, cukup menyabotase lewat komputer.
Cara ini sebenarnya cukup sulit untuk dilakukan karena US Department of Health and Human Services mewajibkan protokol pemantauan yang ketat. Namun ini semua dapat dilewati berkat malware khusus.
Di mana malware yang digunakan memiliki kemampuan penyamaran yang andal dengan mengeksploitasi kelemahan di sistem Screening Framework Guidance for Providers of Synthetic Double Stranded DNA and Harmonized Screening Protocol v2.0.
Baca Juga:
Tim Keamanan Siber India Temukan Kerentanan di WhatsApp Versi iOS
Tak hanya cara di atas, akademisi juga mengungkap cara lain yang dilakukan para penjahat siber untuk melancarkan aksinya, yakni dengan cara menembus sistem lewat software pembuat DNA sintetis yang dinamakan end-to-end cyberbiological attack.
Selain itu juga mereka dapat menembus sistem lewat serangan berbasis browser, di mana mereka bisa menggunakan plugin malicious untuk browser.