Technologue.id, Jakarta - LG Electronics benar-benar memutuskan akan menutup bisnis smartphone-nya. Pengumuman mengakhiri divisi smartphone ini pun telah rilis resmi.
Menurut pernyataannya, keputusan LG telah disetujui oleh dewan direksi. Selanjutnya, perusahaan elektronik asal Korea Selatan itu bakal terus mengembangkan teknologi terkait mobilitas seperti 6G untuk membantu memperkuat daya saing di bidang bisnis lain, sebagaimana dikutipdari Engadget (5/4/2021).
Baca Juga:
LG Akan Tutup Bisnis Smartphone
Untuk saat ini, LG mengatakan bahwa inventaris ponselnya tetap tersedia untuk dijual. Perangkat yang ada akan terus menerima dukungan purnajual dan update software untuk jangka waktu yang akan bervariasi berdasarkan wilayah.
LG menargetkan dapat menyelesaikan bisnis selulernya pada akhir Juli mendatang, meskipun diketahui ada beberapa smartphone LG yang mungkin terus dijual setelah tanggal tersebut.
Sebelum ada keputusan ini, perusahaan telah melakukan beberapa kali upaya mempertahankan unit bisnis selulernya. Bulan lalu, surat kabar Korea Dong-A Ilbo melaporkan bahwa LG sedang dalam pembicaraan untuk menjual bisnis smartphone ke Volkswagen AG Jerman dan Vingroup JSC Vietnam, tetapi diskusi tersebut akhirnya gagal.
Selain itu, LG juga telah memamerkan teknologi layar yang dapat digulung dan inovasi smartphone layar ganda dengan tujuan bisa menarik perhatian publik. Namun sayangnya ekspektasi tersebut meleset. Pasalnya pemain besar seperti Samsung dan Apple juga turut menciptakan inovasi teknologi di smartphone yang tak kalah canggih. Sementara segmen kelas menengah terus digempur oleh Xiaomi, Realme, dan Oppo.
Baca Juga:
LG Jual Bisnis Smartphone ke Konglomerat Vietnam?
Kerugian yang terus meningkat di divisi mobile juga menjadi salah satu faktor utama mereka menyerah dalam pertarungan bisnis smartphone. Pangsa pasar global tercatat hanya 1,7 persen.
Sementara itu, menurut Nikkei Asia, LG tidak jeli melihat perkembangan bisnis semikonduktor global karena belum merakit chipset smartphone sendiri, seperti yang dilakukan oleh saingan domestiknya, Samsung. Saat terjadi keterbatasan pasokan chipset, perusahaan tidak bisa berkutik untuk mengamankan pasokan silikon yang memadai bagi perangkat seluler masa depan.