"TikTok mengetahui setiap penekanan tombol yang terjadi di situs web pihak ketiga dan dirender di dalam aplikasi TikTok," kata Krause. "Meskipun skrip yang disuntikkan saat ini tidak melakukan itu, menjalankan skrip khusus di situs web pihak ketiga memungkinkan mereka untuk memantau semua interaksi pengguna. Seperti setiap tombol dan tautan yang diketuk, pilihan teks, tangkapan layar, serta input formulir apa pun, seperti sandi, alamat, dan nomor kartu kredit."
"Saya tidak membuktikan data persis yang dilacak Instagram, tetapi ingin menunjukkan jenis data yang bisa mereka dapatkan tanpa Anda sadari," katany lagi.
Induk Facebook dan Instagram, Meta, menanggapi dengan mengatakan, pengguna Facebook dan Instagram sudah setuju untuk dilacak dalam penggunaan aplikasi. Meta juga menyatakan data yang dikumpulkannya hanya digunakan untuk iklan bertarget atau untuk "tujuan pengukuran".
Baca juga:
Data Pelanggan Indihome Bocor, Kominfo Panggil PT Telkom
Seorang juru bicara Meta mengatakan, perusahaan sengaja mengembangkan kode ini untuk menghormati pilihan orang-orang di platform-nya. "Kode ini memungkinkan kami untuk mengumpulkan data pengguna sebelum menggunakannya untuk tujuan periklanan atau pengukuran yang ditargetkan," kilahnya.
Untuk pembelian yang dilakukan melalui browser dalam aplikasi, mereka meminta persetujuan pengguna untuk menyimpan informasi pembayaran dengan tujuan pengisian otomatis.
"Itulah fitur yang secara otomatis mengisi kolom tertentu pada aplikasi dan situs web berdasarkan data yang dikumpulkan sebelumnya seperti nama, alamat, nomor telepon, dan lainnya," tambahnya.