Technologue.id, Jakarta - Pergeseran transaksi berbasis offline menjadi online membawa dampak positif pada pertumbuhan pasar kurir dan paket di Indonesia.
Kondisi itu, harus direspons dengan cepat agar dapat memperkuat ekosistem ekonomi digital layanan pos dan logistik.
Baca Juga:
Berlimpah Teknologi, Raffi Ahmad Mau Kasih Wuling Air Ev ke Netizen
"Pertumbuhan ini semakin meningkat dengan maraknya transaksi e-commerce, terutama selama pandemi Covid-19," jelas Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria belum lama ini.
Disisi lain, Direktur Pos Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo Gunawan Hutagalung menyebutkan, ada dua jenis penyelenggaraan pos dan logistik yang menjadi tanggung jawab pemerintah yaitu pos dinas militer dan penyelanggara pos dinas lainnya.
"Saat ini sudah diatur melalui Peraturan Menteri Kominfo Nomor 3 Tahun 2023. Kita sekarang mempunyai aturan yang lengkap mengenai penyelenggara pos dinas militer dan penyelenggara pos dinas lainnya," tuturnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan logistik menjadi kunci pendorong ketahanan ekonomi terutama dalam menciptakan integrasi ekonomi domestik.
"Jasa transportasi dan pergudangan masuk 10 besar kontributor pertumbuhan ekonomi nasional di mana di sub sektor transportasi dan pergudangan berkontribusi terhadap PDB lebih dari 5% dengan pertumbuhan di tahun 2022 mencapai 19,87%," jelas Amalia.
Baca Juga:
Hyundai Sematkan Teknologi Bluelink di IONIQ 5
Di era digitalisasi dan adopsi teknologi, keberadaan jasa logistik digital akan menjadi penting untuk meningkatkan efisiensi. Namun, saat ini adopsi digitalisasi dan teknologi perlu ditingkatkan.
"Terutama karena permasalahan security dan data privacy, perlu investasi yang cukup besar serta ketidakcukupan atau tidak adanya talenta digital yang bisa mengembangkan dan mengoperasikan sistem digitalisasi jasa logistik,” tandas Amalia Adininggar Widyasanti.