Technologue.id, Jakarta - Konflik panjang antara Amerika Serikat (AS) dan salah satu perusahaan asal China, Huawei terus berlanjut hingga saat ini. Menanggapi hal tersebut, mantan bos Google, Eric Schmidt angkat suara.
Dilansir dari BBC (3/6/2020), Schmidt mengatakan hal ini lantaran Huawei merupakan ancaman bagi keamanan nasional AS. Perusahaan yang dipimpin oleh Ren Zhengfei itu juga telah terlibat dalam tindakan yang tidak dapat diterima.
"Tidak ada keraguan bahwa Huawei memang telah terlibat dalam beberapa praktik yang tidak dapat diterima dalam keamanan nasional," ujarnya.
Baca Juga:
AS Perpanjang Larangan Dagang Huawei
Schmidt menyebut Huawei merupakan agen mata-mata yang menyamar menjadi sebuah perusahaan. Informasi yang didapat dari para pengguna perangkatnya dikumpulkan untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah China.
"Hal itu benar terjadi, kami yakin itu terjadi," tambahnya meyakinkan.
Sementara itu, Victor Zhang, kepala Huawei Inggris membantah dengan keras pernyataan Schmidt. Ia menegaskan bahwa perusahaannya bukanlah merupakan antek China yang menyerahkan informasi penggunanya.
"Tuduhan yang dilontarkan Eric Schmidt, yang sekarang bekerja untuk pemerintah AS, sama sekali tidak benar. Pernyataan tersebut telah usang dan tidak didukung oleh bukti," katanya.
Baca Juga:
Sudah Dapat Pengganti, Huawei Masih Belum Bisa Move On
Konflik tak berkesudahan ini mengakibatkan Huawei tidak bisa bekerja sama dengan perusahaan asal AS salah satunya dalam kerja sama dengan Google untuk menyematkan Google Mobile Services (GMS) di produk ponselnya.
Huawei masih harus berpegangan dengan ekosistem Huawei Mobile Service (HMS). Ini menjadi pukulan telak bagi Huawei untuk pasar ponsel Global walaupun untuk pasar China sendiri masih dapat bertahan dengan penjualan ponsel yang cukup baik.