Technologue.id, Jakarta - Startup asal Indonesia yang berfokus pada pertanian, Koltiva, mengumumkan pendanaan seri A.
Putaran investasi ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura tahap awal terkemuka, AC Ventures, dengan partisipasi dari Silverstrand Capital, Planet Rise, Development Finance Asia, dan Blue 7, serta investor yang sudah ada, The Meloy Fund.
Koltiva akan menggunakan modal segar ini untuk mengembangkan layanan perangkat lunak sebagai layanan (software-as-a-service, SaaS) yang memungkinkan perusahaan multinasional untuk memiliki pelacakan rantai pasokan dari benih hingga ke tangan konsumen (from seed to table).
Baca Juga:
Jumlah Startup di Indonesia Paling Banyak se-Asia Tenggara
Di sisi agriteknologi, Koltiva menghadirkan beberapa solusi, seperti pemetaan lahan dan profil produsen, ketertelusuran dari benih hingga ke tangan konsumen, hingga pelatihan dan bimbingan dengan para ahli lapangan dan dan agronom.
Lalu dari sisi iklim (climate), Koltiva tengah mengembangkan produk yang dapat membantu dalam pengukuran dan penilaian gas rumah kaca (greenhouse gas/GHG). Koltiva juga menghadirkan solusi dukungan pertanian berwawasan iklim, pemetaan penggunaan lahan, hingga peringatan risiko bagi klien mereka.
Dalam konteks pelacakan produk berbasis pertanian, Koltiva tengah menciptakan terobosan baru. Dengan mengembangkan perangkat lunak yang menyediakan pelacakan dari benih hingga ke tangan konsumen, perusahaan ini memastikan bahwa perjalanan produk pertanian dari bahan baku, menuju ke operasi pertanian dan distribusi, hingga ke tangan konsumen dilakukan secara transparan.
Inovasi ini membantu perusahaan multinasional dan perusahaan besar untuk dapat melacak asal-usul pasokan produk mereka yang sebagian besar berasal dari produsen kecil di Indonesia, dan negara-negara lain di mana Koltiva beroperasi.
Solusi Koltiva sangat penting bagi industri seperti kakao, kopi, karet, dan minyak kelapa sawit. Namun, Koltiva bukan hanya sebuah layanan; ini adalah bisnis yang transformatif. Koltiva menawarkan aplikasi web dan mobile yang komprehensif mengurus berbagai aktivitas pertanian, seperti pendaftaran produsen, survei, pemantauan transaksi pertanian, pemetaan deforestasi, hingga pengukuran emisi gas rumah kaca di perkebunan.
Baca Juga:
Startup Asal Yogyakarta Tawarkan Layanan Ubah Teks Jadi Suara, Saingi Google
Dengan bisnis yang mengakar di Indonesia, Koltiva memiliki jangkauan global. Tim Koltiva bekerja dengan produsen di 52 negara, dan hampir setengah dari mereka adalah petani kecil di Indonesia. Selebihnya tersebar di negara-negara, seperti Brasil, China, Ivory Coast, dan lainnya.
Manfred Borer, Co-Founder & CEO Koltiva menjelaskan bahwa Koltiva menyediakan sistem pelacakan yang komprehensif dari benih hingga ke tangan konsumen.
"Bisnis kami bertujuan untuk membentuk ekosistem yang memberikan manfaat kepada merek global, serta turut meningkatkan dan memperbaiki kondisi penghidupan dan kesejahteraan dari tingkat paling dasar di proses rantai pasok," ujarnya.
Platform ini sudah memiliki lebih dari 1 juta produsen dan 6.800 bisnis.