SHARE:
Technologue.id, Jakarta - Seruan larangan menggunakan jaringan milik Huawei di negara Barat belum mempengaruhi keputusan kerjasama antara XL Axiata dengan Huawei untuk membangun transport network berorientasi jaringan 5G. Saat ini, XL Axiata masih melakukan peninjauan ulang (review) dan evaluasi kerja sama pengembangan jaringan 5G dengan Huawei. Selain dengan Ericsson, anak perusahaan Axiata Group itu masih mengandalkan Huawei sebagai mitra teknologi.
Baca Juga: Persiapan Matang XL Axiata Menggeber Implementasi 5G
"Kami masih dalam wacana review dan evaluasi karena sebetulnya yang kita evaluasi adalah kemampuan dari sisi teknologi dan biaya, sambil melihat apa yang terjadi di negara lain,” kata Yessie D. Yosetya, Direktur Teknologi XL Axiata, dalam paparan publik XL Axiata di Jakarta, Senin (29/4/2019). Yessie menegaskan, saat ini perusahaan belum mengambil posisi terkait masa depan kerja sama dengan Huawei. "So far kami masih review, dan belum ada posisi gimana-gimana," tuturnya. Salah satu alasan XL memilih bekerja sama dengan Huawei adalah karena perusahaan asal China itu dapat menyediakan jaringan dengan bandwidth yang tinggi dengan latency rendah. Namun penawaran jaringan Huawei itu justru ditolak oleh negara Amerika Serikat. Belakangan ini malah negara adi daya itu kian gencar untuk membujuk negara sekutunya untuk melarang masuknya produk jaringan dari perusahaan asal China, seperti Huawei Technologies dan ZTE, dari kompetisi pengembangan jaringan telekomunikasi 5G di Eropa dan Asia. Selain AS, sejauh ini, negara-negara seperti Jepang,Australia, dan Selandia Baru telah secara efektif memboikot peran serta Huawei dalam mengembangkan infrastruktur jaringan 5G di negaranya. Sementara Inggris juga tengah mempertimbangkan untuk melakukan hal yang sama, dengan alasan Huawei masih belum bisa memperbaiki berbagai masalah dan kerentanan, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah produk masa depannya dapat dikelola dengan risiko yang tepat.