Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Kisah "Kartini Modern" Indonesia Pimpin Proyek Penting di Boeing
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Di negara manapun, termasuk Amerika Serikat, budaya gender laki-laki merasa super atas perempuan adalah lumrah. Apalagi kaum hawa tersebut dari negara ketiga.

Terbilang berat, tapi itu dilakoni oleh Veronika Andrews. Bahkan, perempuan asal Solo, Jawa Tengah, itu sudah 14 tahun bekerja di produsen pesawat komersial terbesar dunia, Boeing.

Menikah dengan suami berkewarganegaraan AS, Veronika boyongan ke Seattle, Washington. "Boeing adalah tempat kerja impiannya, meski harus bekerja lebih keras untuk bisa bersaing dengan laki-laki," ungkap Kartini modern Indonesia jebolan Universitas Sebelas Maret (UNS) ini dalam webinar Perayaan Hari Kartini 2022, Selasa (19/4/2022).

Baca juga:
Boeing Ciptakan Pesawat Mesin Ganda Terbesar Di Dunia

Dikatakannya, membangun pesawat saat itu bukan sesuatu yang bisa dibayangkannya. Namun mulai saat itu dirinya punya komitmen untuk dapat bekerja di Boeing.

Diakuinya, banyak teman-teman yang mengingatkan bahwa Boeing adalah perusahaan yang didominasi laki-laki. "Kamu harus berani bersaing dengan mereka. Saya menjawab kenapa tidak?" katanya lagi.

Kesuksesan tidak bisa dicapai dengan mudah. Hal ini juga berlaku bagi Veronica. Veronika menuturkan beberapa kali ditolak sebelum akhirnya diterima bekerja di sebuah LSM yang menangani remaja.

Dia sadar bekal gelar sarjananya dari UNS tak cukup untuk melamar pekerjaan di Boeing. Karena itu, dia memutuskan bekerja sambil kuliah di Everett Community College. Jurusan yang diambil program studi ilmu komputer.

Kesibukannya pun bertambah. Veronika masih mencari pekerjaan sampingan lainnya seperti menjadi asisten dosen sampai membersihkan rumah. Semua itu harus dilakukan untuk membiayai kuliah dan buah hatinya.

Dia menceritakan juga sempat pindah ke Brasil bersama keluarganya. Di sana Veronika belajar bahasa Portugis dan programming.

Satu tahun kemudian, mereka kembali pindah ke California, AS dan menyelesaikan studinya. Lalu kembali ke Seattle dan melamar ke Boeing hingga diterima sebagai karyawan kontrak selama tiga bulan.

Selama kontrak tiga bulan, Veronika berusaha keras memanfaatkannya semaksimal mungkin. Dirinya aktif bekerja dan berusaha memperkenalkan dan menawarkan diri ke divisi lain saat istirahat.

Veronika memberikan resumenya kepada mereka. Hasilnya, di akhir masa kontrak, dia kembali ditawari bekerja kembali. Bahkan mendapar tawaran dari dua divisi yang berbeda.

"Mulai dari titik ini saya meniti karier di salah satu perusahaan penerbangan terbesar, Boeing," katanya.

Sekarang, Kartini modern Indonesia ini menduduki posisi sebagai Senior Project Manager di Boeing Commercial Airplane untuk 777X Avionics Common Core System. Veronika mengemban tugas utama membuat rencana proyek dan memimpin proyek tim yang diisi oleh insinyur-insinyur yang umumnya kaum hawa.

Belajar tetap menjadi gairahnya. Setelah bekerja di Boeing, dia menempuh pendidikan S2 di University of Phoenix dan lulus dengan pujian. Veronika mau menyisihkan waktunya menjadi mentor bagi mahasiswa di ITB dan UNS.

SHARE:

Faktor-faktor yang Menunjang Nvidia Kuasai Pasar AI

Libatkan Industri Perbankan, Pemerintah Putus Aliran Dana Transaksi Judol