Technologue.id, Jakarta - Di saat YouTube sedang menggarap fitur pesaing TikTok, Facebook justru akan berhenti mengembangkan Lasso, aplikasi yang dibuat untuk menyaingi TikTok sejak satu setengah tahun yang lalu.
Aplikasi tersebut mengirimkan notifikasi kepada penggunanya bahwa aplikasi tersebut akan ditutup pada tanggal 10 Juli nanti.
"Kami menempatkan beberapa taruhan di seluruh keluarga aplikasi kami untuk menguji dan mempelajari bagaimana orang ingin mengekspresikan diri. Salah satu tes ini adalah Lasso, aplikasi video singkat kami yang berdiri sendiri, yang kami putuskan untuk ditutup. Kami berterima kasih kepada semua orang yang berbagi kreativitas dan feedback mereka dengan kami, yang kami ingin masukkan dalam pengalaman video kami yang lain," kata juru bicara Facebook kepada TechCrunch (2/7/2020).
Baca Juga:
Saingi TikTok, YouTube Garap Fitur Video 15 Detik
Selain itu, penutupan Lasso terjadi menjelang peluncuran fitur Reels di Instagram. Reels merupakan senjata baru Facebook untuk menyaingi popularitas TikTok, kata Josh Constine, yang pertama kali menyebarkan pengumuman Lasso.
Dirilis pada 2018, Lasso diharapkan bisa menyaingi popularitas aplikasi TikTok yang sangat ramai digunakan oleh kelompok anak muda di China dan di Barat.
Dengan menggunakan Lasso, pengguna bisa merekam video pendek sampai 15 detik yang digabung dengan lagu populer. Aplikasi ini memiliki fitur rekomendasi video, namun pengguna bisa juga melihat video dengan hashtag atau tema tertentu.
Sampai bulan Februari, Lasso baru tersedia di beberapa negara seperti Kolombia, Meksiko, Amerika Serikat, Argentina, dan beberapa negara lain. Beberapa spekulasi menyebutkan aplikasi ini akan muncul di India karena terdapat pembaruan yang mendukung penggunaan bahasa India di aplikasinya. Seperti diketahui, India merupakan pasar terbesar dari jejaring sosial asal Amerika itu berdasarkan akun pengguna.
Baca Juga:
TikTok India Diblokir, Nasib Konten Kreatornya Terancam
Facebook sendiri belum memberikan klarifikasi mengapa tidak pernah memperluas Lasso ke lebih banyak pasar.. Satu hal yang pasti, aplikasi tersebut sudah mendapat masalah sejak awal perilisannya.
Hal ini diperparah setelah Brady Voss, yang memimpin pengembangan aplikasi ini, meninggalkan Facebook beberapa hari setelah peluncuran Lasso.
Lasso memiliki kurang dari 80.000 pengguna aktif harian di Android. Meksiko menjadi penyumbang terbesarnya.