Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Kena Sanksi, Google Sediakan Mesin Pencari Selain Google Search
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Google dikabarkan tidak lagi menjadi mesin pencari utama bagi pengguna Android di Uni Eropa. Keputusan ini berlaku setelah Google mengumumkan kehadiran mesin pencari alternatif lain sebagai gantinya. Dilansir dari GizChina, kehadiran mesin pencarian alternatif ini merupakan kelanjutan dari praktik monopoli Google yang menyematkan Google Search sebagai satu-satunya aplikasi mesin pencari bawaan di Android. Karena itu, Regulator Uni Eropa mengharuskan Google membayar danda dan menyediakan alternatif mesin pencarian.

Baca Juga: Keren, Kardus Samsung Bisa Jadi Furnitur

Google sendiri akan memberikan tiga alternatif pilihan mesin pencari mulai 1 Maret 2020 mendatang. Adapun tiga mesin pencarian tersebut adalah DuckDuckGo, Yahoo, dan Microsoft Bing. Pengguna bisa milih mesin pencari yang mereka inginkan. Pemilihan mesin pencari ini akan hadir pada saat ponsel Android dikonfigurasi untuk pertama kalinya. Google sendiri dikatakan telah membuat tampilan menu untuk memilih mesin pencarian yang ditawarkan. Setelah ini, Google akan membebaskan vendor ponsel untuk memilih sendiri mesin pencari apa yang akan digunakan di perangkat Android mereka.

Baca Juga: Aplikasi ToTok Dihapus Google dan Apple, Kenapa?

Untuk diketahui, dalam memutuskan kebijakan ini Komisi Uni Eropa menghabiskan waktu selama 39 bulan untuk penyelidikan dan menuduh Google telah melakukan monopoli berdasarkan tiga aspek. Pertama Google dengan sengaja mendefault Google Search pada setiap ponsel Android, kedua Google telah membuat sejumlah vendor ponsel hanya menggunakan sistem operasi Android, dan ketiga Google telah menghilangkan hak konsumen untuk memilih sendiri mesin pencari di ponselnya.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun