Technologue.id, Jakarta - Ticketmaster, platform penjualan tiket, menjadi sasaran peretasan dunia maya. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh Live Nation selaku perusahaan induknya.
Informasi yang dicuri diduga berisikan informasi pribadi dari 560 juta orang, termasuk nama, nomor, alamat, dan rincian transaksi pembayaran. Dilansir dari Engadget (3/6/2024), dalang di balik aksi peretasan ini merupakan grup hacker "ShinyHunters". Mereka meminta uang tebusan sebesar US$500.000 atau Rp8,1 miliar untuk mencegah penjualan data karena mereka mengaku menyimpan 1,3 TB data yang dicuri ke Hackread.
Baca Juga:
Kena Bobol, Operator Seluler Ini Reset Passcode 7,6 Juta Pelanggan
Dalam pengajuannya ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS, Live Nation menyatakan pihaknya telah "mengidentifikasi aktivitas tidak sah" pada 20 Mei dan kemudian mulai menyelidikinya. Pada tanggal 27 Mei, "seorang pelaku ancaman kriminal menawarkan apa yang diduga sebagai data pengguna Perusahaan untuk dijual melalui web gelap."
Live Nation telah berupaya menurunkan risiko yang ditimbulkan terhadap pelanggan dan bisnisnya sendiri. “Sampai dengan tanggal pengajuan ini, insiden tersebut belum, dan kami yakin hal ini tidak akan berdampak material terhadap operasi bisnis kami secara keseluruhan atau kondisi keuangan atau hasil operasi kami,” tambah perusahaan tersebut. “Kami terus mengevaluasi risikonya dan upaya perbaikan kami terus berlanjut.”
Baca Juga:
Pindah dari Microsoft, Geng Hacker Asal Rusia Bobol Data HP Enterprise
Ticketmaster telah menghadapi pelanggaran sebelumnya, termasuk serangan bot selama penjualan tiket Taylor Swift. Perusahaan ini juga memiliki sejarah sebagai peretas, yang secara ilegal – dan berulang kali – mengakses sistem komputer saingannya, Songkick. Ticketmaster membayar denda pidana $10 juta daripada menghadapi tuntutan.
Namun, mantan kepala Artist Services perusahaan tersebut, Zeeshan Zaidi, mengaku bersalah berkonspirasi melakukan intrusi komputer dan penipuan kawat karena perannya dalam rencana tersebut.