Technologue.id, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) resmi membuka program Baparekraf for Startup (BEKUP) 2021 sebagai upaya mendukung pertumbuhan startup digital di Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
BEKUP merupakan program tahunan yang diinisiasi oleh Kemenparekraf/Baparekraf sejak 2016. Pada tahun ke-6 ini, BEKUP akan digelar di 5 Kota yakni, Jakarta, Malang, Manado, Pekanbaru, dan Yogyakarta. Kemenparekraf/Baparekraf menggandeng Coworking Indonesia untuk membangun ekosistem digital yang berkelanjutan melalui rangkaian program "BEKUP Academy & Mentor Training Program".
Baca Juga:
Kemenparekraf Geber Potensi Industri Gaming di Masa Pandemi
BEKUP Academy adalah kegiatan inkubasi untuk pengembangan startup digital dari berbagai tahap. Program ini terbagi dalam tiga tingkatan yaitu Create, Accelerate, & Scale-Up. Adapun BEKUP Mentor Training Program ditujukan bagi Startup Enthusiast, Startup Founders, Practitioner, & Experts untuk mengembangkan skill agar dapat menjadi mentor-mentor andalan bagi pengembangan startup. Nantinya, Semua kegiatan seleksi, bootcamp, dan mentoring akan dilakukan secara daring.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa sebuah ekosistem ekonomi digital yang saling menguatkan satu sama lain menjadi hal yang teramat penting.
"Pemerintah terus mendukung perkembangan startup digital di tanah air, tidak hanya sebagai regulator, namun juga sebagai fasilitator dan akselerator," tuturnya saat membuka program BEKUP 2021, Selasa (27/4/2021).
Menparekraf menambahkan bahwa BEKUP dirancang untuk mendukung dan mengembangkan ekosistem startup di Indonesia.
"Sejak 2016, BEKUP telah hadir di lebih dari 20 kota di Indonesia dan menghasilkan lebih dari 750 pre-startup. Pada BEKUP 2021, kami membuka kesempatan bagi seluruh wirausahawan Indonesia serta bekerja sama dengan Coworking Indonesia yang sejak empat tahun berdiri telah berpengalaman membimbing komunitas bisnis, kreatif, dan startup di Indonesia," ujarnya.
Kemenparekraf/Baparekraf optimis bahwa startup digital dapat memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Data dari Google dan Temasek memproyeksikan ekonomi digital Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai pasar yang meningkat tiga kali lipat dari 40 miliar dolar AS pada 2019 menjadi 124 miliar dolar AS pada 2025. Peluang ini mendorong semakin banyak investor melakukan investasi di startup digital Indonesia.
Sementara itu, Cento Ventures menyebutkan bahwa investasi modal startup Indonesia selama semester pertama 2020 merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Tercatat, bagian modal (share of capital) yang diinvestasikan mencapai 74 persen, posisi selanjutnya Singapura dengan 12 persen. Thailand dan Vietnam masing-masing 5 persen, Malaysia sebesar 3 persen, dan Filipina 2 persen.