Technologue.id, Jakarta - Kasus video Presiden Joko Widodo (Jokowi) fasih berbahasa mandarin dipastikan disinformasi.
"Kalau dari narasi yang diucapkan setelah kita kroscek dengan penerjemah sama dengan narasi bahasa inggrisnya, ini tujuannya disinformasi," ujar Semuel A. Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo.
Baca Juga:
Penjelasan Kemenkominfo Terkait Video Presiden Jokowi Fasih Berbahasa Mandarin
Saat ini, Kemenkominfo masih mempelajari maksud dan tujuan si pembuat video supaya tidak membuat kegaduhan di masyarakat.
"Untuk kasus pidato Pak Jokowi ini kita tidak tahu tujuannya apa karena isi narasinya sama tapi framing-nya apa ini masih kita pelajari," tambah Semuel.
Seandainya video tersebut disalahgunakan dan menimbulkan informasi yang salah, Kemenkominfo bakal mengambil tindakan tegas.
"Kalau terkait pidana, kami tidak akan mentolerir hoaks-hoaks yang menimbulkan kerusuhan dan itu kita ambil tindakan tegas. Kita ambil aktornya," jelas Semuel.
Seperti diketahui, video Presiden Jokowi berbahasa mandarin yang disinformasi merupakan hasil dari kecerdasan buatan AI deepfake.
"Kami ingatkan bahwa saat ini sudah banyak video yang bermunculan menggunakan teknologi AI dalam menciptakan disinformasi maupun hoaks," katanya lagi.
Baca Juga:
Viral, Presiden Joko Widodo Fasih Berbahasa Mandarin saat Pidato
Kemenkominfo menghimbau kepada masyarakat agar pintar memilih video yang mengandung hoaks dan yang tidak. Carilah informasi dari sumber-sumber terpercaya.
"Kita mengingatkan ke masyarakat akan banyak bermunculan hal-hal yang kaya gini untuk itu sangat penting untuk melakukan cek dan ricek," tutp Semuel.