Technologue.id, Jakarta – Penerapan Internet-of-Things (IoT) diprediksi bakal menjadi tren di masa depan. Menurut laporan Data IDC (International Data Corporation), pada 2015, jumlah perangkat yang terhubung IoT di Asia Pasifik sekitar 3,1 miliar perangkat dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 8,6 miliar perangkat pada 2020. Perkembangan IoT di Indonesia sendiri tengah digarap oleh Telkom Group sebagai digital company terbesar di Tanah Air. Sebagai perusahaan telco, Telkom sedang mengeksplorasi tiga teknologi radio akses yang digunakan untuk proyek IoT. Standar teknologi radio yang akan digunakan oleh Telkom dalam proyek tersebut, antara lain Narrow Band-Internet of Things (NB-IoT), LoRa (Long Range Access), dan Sigfox.
Baca juga:
Modal Ventura Telkom Suntik Dana Startup Logistik E-commerce Asal Singapura
Dr Komang Aryasa, Deputy Executive General Manager Big Data IoT & Research Telkom Indonesia, menjelaskan ketiga teknologi radio akses tersebut akan dimanfaatkan konsumen sesuai kebutuhan mereka masing-masing. Sebagai contoh, NB-IoT menjadi teknologi yang banyak dipilih lantaran paling umum digunakan oleh operator seluler. Kelebihan NB IoT antara lain perangkat yang murah, jangkauan dan koneksi yang luas serta perangkat dengan baterai yang tahan lama. Anak perusahaan Telkom, yaitu Telkomsel, telah memiliki 2 penggunaan teknologi NB-IoT, yaitu smart parking dan smart water meter. "NB-IoT memiliki bandwidth paling lebar sehingga dapat digunakan secara luas di berbagai industri vertikal. Apalagi, tidak perlu menggelar infrastruktur baru," ujar pria lulusan Harvard Business School itu saat disambangi Technologue.id, di media briefing Asia IoT Business Platform, Rabu (04/07/2018).Baca juga:
Bisnis Co-working Space Terus Melaju, Regulasi Masih Gamang
Selain NB-IoT, standar teknologi radio lain yang sedang Telkom kembangkan adalah LoRa dan SigFox. Keduanya merupakan bagian dari Low Power Area Network (LPWAN) yang beroperasi pada unlicensed frequency (ISM). LoRa sudah umum digunakan oleh penyedia layanan solusi IoT di Jepang dan Korea Selatan, sementara SigFox baru saja diterapkan di Singapura. Saat ini, Telkom telah melakukan uji coba teknologi Lora di Lab Universitas Telkom di Bandung, sampai menunggu penetapan regulasi frekuensi dari pemerintah. Lora bakal digunakan untuk moving vehicle dan environment yang terbatas. Sementara, Sigfox sendiri masih dalam tahap pendekatan dengan perusahaan Sigfox. "Dengan Sigfox, kami masih dalam penjajakan kerjasama. Karena nanti Sigfox akan memilih satu provider (telco) dalam satu negara," ucapnya.Baca juga:
Pakai “Nama Samaran” di Negara Lain, Ada yang Beda dari Go-Jek?
Sebagai integrator dalam ekosistem IoT, Komang menegaskan, Telkom memang serius menggarap peluang bisnis tren teknologi masa depan tersebut. Ekosistem IoT sendiri terdiri dari pengguna yang akan menikmati IoT, device provider, dan technology provider. "Technology provider ini yang mengembangkan platform agar bisa menghubungkan antara user dengan network," kata Komang.