Technologue.id, Jakarta - Ratusan karyawan Twitter mengancam bakal meninggalkan perusahaan media sosial itu setelah muncul ultimatum keras dari pemilik baru, Elon Musk.
Baru-baru ini, Elon Musk memberikan pilihan sulit bagi karyawan yang tersisa, yaitu kerja berjam-jam dengan intensitas tinggi atau berhenti bekerja.
Dilansir dari CBC News (17/11/2022), pada Rabu pagi, Musk telah mengirim email kepada karyawan Twitter, mengatakan: "Ke depan, untuk membangun terobosan Twitter 2.0 dan berhasil di dunia yang semakin kompetitif, kita harus (bekerja) sangat keras."
Baca Juga:
Elon Musk Peringatkan Masa Depan Twitter Berujung Bangkrut
Email tersebut meminta staf untuk mengklik "ya" jika mereka ingin bertahan. Bagi mereka yang tidak memberikan respon sama sekali hingga jam 5 sore maka akan dianggap telah berhenti secara sepihak. Selanjutnya, mereka akan diberikan penawaran pesangon.
Ketika tenggat waktu mendekat, karyawan berebut untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan.
Dalam jajak pendapat di aplikasi tempat kerja Blind, yang memverifikasi karyawan melalui alamat email kantor mereka dan memungkinkan mereka berbagi informasi secara anonim, 42 persen dari 180 responden memilih jawaban "Mengambil opsi keluar, saya bebas!"
Lalu, seperempat diantaranya mengatakan mereka telah memilih untuk tetap bertahan di perusahaan "meski enggan," dan hanya tujuh persen dari peserta jajak pendapat mengatakan mereka "mengklik ya untuk tetap tinggal, saya hardcore."
Baca Juga:
Elon Musk Pasang Harga Centang Biru di Twitter, Berapa?
Perusahaan memberi tahu karyawan Kamis malam (17/11) bahwa mereka akan menutup kantornya dan memotong akses badge hingga Senin depan. Menurut sumber internal, petugas keamanan mulai mengeluarkan barang-barang milik karyawan dari kantor yang memilih resign.
Dalam postingan di Twitter, Musk mengatakan bahwa dia tidak khawatir tentang pengunduran diri para karyawan karena "orang-orang terbaik tetap tinggal."
Miliarder itu, juga menambahkan bahwa Twitter telah mencapai tingkat penggunaan tertinggi sepanjang masa.
"Dan kami baru saja mencapai titik tertinggi dalam penggunaan Twitter…," katanya dalam tweet, tanpa menjelaskan lebih lanjut.