Technologue.id, Jakarta - Perkembangan teknologi mendorong pertumbuhan ekosistem startup di kancah nasional, regional, maupun internasional dalam 3 tahun terakhir. Secara global, lebih dari 150 ribu bisnis startup dengan 4.500 startup berasal dari Asia Tenggara.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan, Indonesia menjadi negara dengan jumlah startup paling banyak di Asia Tenggara, dan terbanyak ke-6 di dunia pada tahun 2023.
Baca Juga:
3 Strategi Pemerintah Dukung Transisi UMKM Konvensional ke Digital
"Sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak se-Asia Tenggara, sudah selayaknya kita memperkuat upaya peningkatan kualitas startup Indonesia," tegasnya belum lama ini.
Maka itu, Wamenkominfo mendorong pelaku startup dapat mengembangkan inovasi dalam berbagai aspek, termasuk pendanaan. Keberagaman inovasi akan menjanjikan peluang pertumbuhan usaha bagi industri startup.
"Jika tren pendanaan sebelumnya secara umum bersumber pada pendanaan oleh Venture Capital, saat ini bentuk pendanaan lain diproyeksikan muncul, seperti melalui crowdfunding, angel investor, inkubator, dan fokus pendanaan yang didasarkan kepada dampak sosial dan lingkungan," tuturnya.
Baca Juga:
Harga Rp4 Jutaan, Ketahui 4 Aspek Unggulan OPPO A98 5G
Lebih lanjut, fenomena Tech Winter juga mengubah peta strategi bisnis pelaku startup Indonesia. Agar startup bisa beroperasi secara efisien dan fokus pada profit perlu membangun fondasi yang kuat.
"Pertama, startup harus terus berinovasi, untuk menghasilkan produk yang mencapai product-market-fit. Kedua, produk yang tepat, perlu didukung dengan model bisnis, yang profitable dan scalable. Ketiga, startup perlu didukung, oleh tim yang kuat, dengan menyerap talenta digital terbaik, dan meningkatkan performa tim. Keempat, membangun jejaring yang kuat, dengan mitra strategis bagi pertumbuhan startup," jelasnya.