Technologue.id, Jakarta - 12 orang dari Indonesia telah mengikuti program eFounders Fellowship yang diadakan oleh Jack Ma, pendiri dan Executive Chairman Alibaba Group. Program eFounders Fellowship adalah inisiatif Alibaba Business School dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang bertujuan untuk memberdayakan komunitas startup untuk menyukseskan transformasi digital dan teknologi. Sejak pertama program ini diluncurkan di bulan November 2017, terdapat 52 eFounders dari Afrika dan 75 dari Pakistan dan Asia Tenggara - termasuk 12 orang dari Indonesia - yang telah mengikuti program ini, diantaranya empat eFounders dari Indonesia yang baru saja masuk ke daftar Forbes 30 Under 30: Agung Bezharie dari Warung Pintar, Amanda Cole dari Sayurbox, Gitta Amelia dari Everhaus, dan Windy Natriavi dari Awan Tunai.
Baca Juga: Jack Ma Janji Bangun Sekolah bagi Technopreneurship di Indonesia
Nasihat kepemimpinan merupakan salah satu ilmu yang ia sampaikan kepada para partisipan. “Pemimpin yang baik adalah pribadi yang rendah hati, mau belajar dari orang-orang yang lebih pintar, serta selalu berusaha untuk membantu dan menginspirasi orang lain,” ujar Jack Ma. Saat ini, Alibaba Business School kembali membuka pendaftaran program eFounders Fellowship Angkatan #6 untuk para pendiri startup di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Peserta terdiri dari para founder atau co-founder dari usaha berbasis teknologi di lima bidang, yaitu eCommerce, Fintech, Logistik, Big Data, Pariwisata. Pendaftaran telah dibuka hingga 14 April 2019 dan programnya akan dimulai pada 1 Juni 2019. Program ini terbuka untuk para pendiri startup yang telah beroperasi selama minimal 2 tahun dan diutamakan bagi pendiri perempuan dan mereka yang berusia di bawah 35 tahun.Baca Juga: Jack Ma, Penasihat E-commerce Indonesia, Anggota Partai Komunis?
Sebagai rangkaian dari program edukasi, para peserta akan melakukan kunjungan ke berbagai pusat operasional Alibaba dan belajar dari perjalanan bisnis Alibaba, termasuk kegagalan dan tahap-tahap awal pengembangan. Mereka akan membawa pulang kemahiran dan pengetahuan baru untuk mendorong pertumbuhan bersama di masyarakat. “Internet adalah teknologi yang hebat yang dapat membantu anak-anak muda dan usaha kecil. Internet sangat bermanfaat bagi negara yang sedang berkembang. Apa yang terjadi di China dalam 19 tahun terakhir ini juga dapat terjadi di negara-negara lain,” papar Jack Ma Lansekap startup Indonesia adalah salah satu yang paling dinamis di Asia. Riset Google dan Temasek memperkirakan bahwa ekonomi digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara seiring dengan meningkatnya valuasi pasar dari US$27 miliar di tahun 2018 menjadi US$100 miliar di tahun 2025, atau meningkat tiga kali lipat. “Pertumbuhan dan pengalaman yang terjadi di China dapat menjadi contoh bagi negara-negara yang ingin melakukan lompatan dalam ekonomi digital,” kata Brian Wong, Vice-President of Alibaba Group serta Head of Alibaba’s Global Initiatives..