Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Israel Gunakan Habsora Melawan Hamas yang Minim Senjata
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Pemanfaatan sistem kecerdasan buatan (AI) yang dijuluki sebagai "Habsora" oleh Israel, membuat mereka terus-terusan melancarkan serangan brutal ke Jalur Gaza. Habsora ("Gospel" dalam bahasa Ibrani) dilaporkan mampu meningkatkan kecepatan dalam menentukan target, sehingga diharap dapat membongkar lokasi operasi Hamas.

Dilansir dari The Conversation (8/12/2023), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mempekerjakan Habsora untuk memilih target di Gaza, yang mempercepat proses menemukan kemungkinan target dan memberikan kontribusi signifikan terhadap serangan Israel terhadap infrastruktur sipil.

AI Habsora mencakup semua tingkat perang, mulai dari dukungan intelijen, pengawasan, dan pengintaian.

Baca Juga:
Pegasus, Aplikasi Milik Israel yang Bisa Sadap Pembicaraan Telepon

Dilaporkan bahwa sistem AI ini tidak membedakan antara target militer dan sipil, yang meningkatkan risiko korban di kalangan warga sipil. Mereka mengandalkan Habsora untuk mengidentifikasi lebih dari 12.000 target di Gaza.

Seorang mantan kepala IDF mengatakan bahwa analis intelijen manusia mungkin menghasilkan 50 target pemboman di Gaza setiap tahunnya, namun sistem Habsora dapat menghasilkan 100 target sehari, bersama dengan rekomendasi real-time mengenai target mana yang akan diserang.

Adanya senjata perang canggih ini berbanding terbalik dengan Hamas yang memiliki persenjataan jauh lebih terbatas dibandingkan militer Israel. Selama 75 tahun berperang dengan Israel, pejuang Hamas mengandalkan deretan senjata konvensional seperti roket, drone, dan mortar.

Persediaan amunisi senjata milik Hamas pun diperkirakan semakin menipis, mengingat keterbatasan ruang gerak memperoleh asupan senjata sejak Israel gencar menyerang beberapa bulan ke belakang.

Baca Juga:
Protes Serangan Israel ke Gaza, Gamer Suarakan Dukungan Palestina via Roblox

Dalam lingkup Hamas, tidak ada sistem AI seperti yang dimiliki oleh IDF. Sistem AI mempermudah pelaku perang untuk tetap anonim, dan membuat sumber kekerasan atau keputusan yang diambil menjadi tidak terlihat. Pada gilirannya, kita mungkin melihat semakin terputusnya hubungan antara militer, tentara, dan warga sipil, serta peperangan yang terjadi atas nama negara yang mereka layani.

Penggunaan AI dalam penargetan membuka isu baru tentang tanggung jawab dan akuntabilitas dalam konflik bersenjata. Serangan yang menghasilkan korban sipil besar dapat melanggar hukum kemanusiaan internasional, meskipun teknologi canggih digunakan.

Habsora tidak lagi hanya sistem pelacakan target. Namun bagian dari senjata pemusnah massal.

SHARE:

BMW Astra Sediakan Mobil Pemain BNI Indonesian Masters 2024

Indosat Catat Pendapatan Rp 41T Sepanjang 2024