Technologue.id, Jakarta - Selain pamerkan chip blockchain accelerator, Intel juga pamerkan mesin penambang Bitcoin berdaya maksimal 3.600 watt. Mesin ini memakai setidaknya 300 chip BMZ1 Bonanza Mine yang secara total punya hash rate sampai 40 terahash per menit.
Sebagai perbandingan, penambang Antminer S19j dari Bitmain punya hash rate 90 terahash per detik dengan daya 3.100 watt. Bahkan Bitmain juga klaim punya penambang baru dengan pendingin air yang punya hash rate sebesar 198 terahas per detik dengan konsumsi daya sebesar 5.445 watt.
Baca Juga:
Intel Bikin Chip Khusus Mining Bitcoin
Jika dari kecepatan penambangannya, Bonanza Mine buata Intel ini memang tak terlalu menarik dibanding pesaingnya. Tapi di sisi lain, chip BMZ1 ini terbilang mungil (7x7,5mm), yang artinya per wafer bisa dibuat sampai dengan 4.000 chip.
Jadi bukan tidak mungkin biaya produksi chipnya bakal lebih rendah. Intel pun sedang kembangkan chi blockchain accelerator generasi kedua, yang punya perbandingan performa per watt lebih baik dibanding Bonanza Mine.
Sejauh ini sudah ada dua perusahaan yang pesan teknologi Intel ini, yaitu perusahaan penambang Bitcoin bernama Griid dan Block, perusahaan fintech besutan Jack Dorsey yang sebelumnya bernama Square.
Senior Vice President Intel, Raja Koduri, mengatakan bahwa. “Kami mengharapkan inovasi sirkuit kami akan menghadirkan sebuah akselerator blockchain yang punya performa per watt 1000x lebih baik ketimbang menggunakan GPU mainstream untuk penambangan berbasis SHA-256.”
Baca Juga:
Intel Rilis Puluhan Prosesor Alder Lake, Apa Saja?
Sejauh ini, penambangan kripto setidaknya punya satu masalah besar, yaitu dampak penambangan kripto ke lingkungan, karena konsumsi dayanya yang besar. Ditambah lagi, tambang kripto besar biasanya dapatkan listrik dari pembangkit listrik berbahan batu bara dan gas alam, yang ditakutkan bakal merusak lingkungan.
Bahkan penambangan ini juga berkontribusi terhadap mahalnya biaya listrik dan juga bisa sebakan kurangnya pasokan listrik di area tertentu.