Technologue.id, Jakarta - Minggu lalu, perusahaan teknologi informasi dan penyedia perangkat lunak AS, SolarWinds, diretas oleh penyerang tingkat tinggi yang diduga berasal dari Rusia. Buntut aksi ini, diperkirakan ada 18.000 perusahaan klien yang terdampak dimana diantaranya Cisco, Intel, Nvidia, Belkin, dan VMware.
Dilansir dari The Verge (21/12/2020), keempat perusahaan teknologi yang disebutkan di atas itu memiliki komputer di jaringan SolarWinds yang terinfeksi malware. Namun mereka kompak mengklaim tidak mengalami dampak apa pun meski tidak menampik saat ini sedang menyeliki kasus peretasan tersebut.
Baca Juga:
Dihujani Serangan Siber, AS Tuding Dalangnya Rusia
Daftar pelanggan SolarWinds mencakup lebih dari 425 perusahaan Fortune 500 AS, sepuluh perusahaan telekomunikasi AS teratas, serta beberapa lembaga pemerintah termasuk Militer AS, Pentagon AS, Departemen Kehakiman AS, Departemen Luar Negeri, NASA, NSA, Layanan Pos, NOAA, dan Kantor Presiden Amerika Serikat.
Dalam siaran persnya, Minggu malam, SolarWinds mengakui telah terjadi serangan terhadap Orion, platform perangkat lunak untuk pemantauan dan manajemen terpusat, biasanya digunakan di jaringan besar untuk melacak semua sumber daya TI, seperti server, workstation, ponsel pintar, dan perangkat Internet of Things (IoT).
Perusahaan perangkat lunak tersebut mengatakan bahwa pembaruan Orion versi 2019.4 hingga 2020.2.1, yang dirilis antara Maret 2020 dan Juni 2020, telah tercemar malware.
FireEye menamai malware ini dengan "SUNBURST" dan menerbitkan laporan teknis bersama dengan pedoman deteksi di GitHub.
Baca Juga:
Intel Kena Retas, Database Rahasia Sebesar 20GB Bocor
Sementara, Microsoft menamai malware tersebut dengan "Solorigate" dan menambahkan pedoman deteksi ke antivirus Windows Defender-nya.
"Serangan ini tersebar luas, mempengaruhi organisasi publik dan swasta di seluruh dunia," kata FireEye.
"Korban sudah termasuk pemerintah, konsultan, teknologi, telekomunikasi dan entitas ekstraktif di Amerika Utara, Eropa, Asia dan Timur Tengah. Kami mengantisipasi ada korban tambahan di negara dan vertikal lain," FireEye menambahkan.