Technologue.id, Jakarta - Intel akan membangun pabrik baru di Malaysia senilai lebih dari US$7 miliar atau setara Rp100,2 miliar. Manufaktur ini menangani urusan pengemasan dan pengujian chip baru.
Dalam perencanaan itu, diperkirakan akan melibatkan 4.000 pekerjaan yang berasal dari pabrik itu dan 5.000 pekerja konstruksi yang terserap untuk mengerjakan proyek-proyek bernilai besar itu.
Baca Juga:
Intel Sowan ke TSMC Demi Prosesor 3nm
Perluasan pabrik dilakukan untuk menjadi solusi masalah kekurangan semikonduktor global.
"Upaya ini tepat waktu mengingat permintaan global yang bullish oleh kekurangan chip dan potensi tantangan yang timbul dari pemulihan pandemi secara global," kata Menteri Perdagangan dan Industri Malaysia Mohamed Azmin Ali mengomentari investasi Intel itu seperti dikutip dari Reuters.
Salah satu penyebab terjadinya kekurangan chip semikonduktor secara global adalah permintaan pasar untuk produk elektronik yang meningkat signifikan.
Tidak hanya berpengaruh pada teknologi industri, kekurangan chip itu juga memengaruhi industri otomotif yang berakhirnya produk pembuatan mobilnya.
Baca Juga:
Intel Umumkan GPU Khusus Gaming
Chief Executive Intel, Pat Gelsinger mengatakan kondisi krisis stok chip itu mungkin terjadi hingga 2023.
Dalam industri semikonduktor, Malaysia tampaknya memperoleh lebih dari sepersepuluh pemasukan dari perakitan chip secara global dengan nilai lebih dari 20 miliar dolar AS.
Untuk dapat mempertahankan industri pembuatan chip pada Oktober 2021, Amerika Serikat dan Malaysia menyampaikan rencananya untuk meningkatkan transparansi, ketahanan, dan keamanan dalam rantai pasokan sektor semikonduktor dan manufaktur.