Technologue.id, Jakarta - Sektor telekomunikasi mulai merancang strategi dalam menghadapi isu resesi yang membayangi di 2023. Fokus industri telekomunikasi dan digital tidak melulu menyasar individu saja, melainkan juga untuk kalangan enterprise.
Hal ini seperti yang VP Marketing Management Telkom Indonesia, E. Kurniawan sampaikan bahwa Telkom melakukan sejumlah inovasi. Hal ini sejalan seperti yang Menteri BUMN Erick Thohir harapkan supaya BUMN terus melakukan inovasi.
Baca Juga:
Modal Pelaku Industri Telco Hadapi Ancaman Resesi 2023
Pria yang akrab disapa Iwan ini mengatakan IndiHome sebagai layanan internet rumah berjangkauan luas ingin memberikan experience kepada pelanggannya. Sebab hanya dengan harga mulai dari Rp200 ribuan, pelanggan sudah bisa menikmati paket internet dengan kecepatan tinggi dan mendapatkan banyak benefit ekstra di dalamnya.
"IndiHome memberikan banyak varian paket sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan harga terjangkau dan dengan koneksi cepat. Paket yang ditawarkan sangat beragam dengan banyak benefit menarik di dalamnya seperti tayangan Disney+Hotstar dan lain sebagainya," jelasnya dalam Selular Digital Telco Outlook (SDTO) tahun 2023, di Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Sementara itu, Smartfren Business yang fokus melayani korporat menuturkan bahwa perusahaan menawarkan solusi-solusi sesuai kebutuhan pelanggan. Salah satunya melalui kerja sama eksklusif dengan platform telekonferensi Zoom.
"Itu merupakan suatu game changer dimana kami menyediakan Zoom bukan untuk perorangan, tapi untuk enterprise. Jadi ada beberapa solusi yang di-bundling di sana," kata Alim Gunadi CEO Smartfren Business.
Smartfren juga menjalin kemitraan dengan partner ekosistem digital lainnya. Diantaranya dengan penyedia layanan cloud dan Internet Service Provider (ISP).
Baca Juga:
Hadapi Perlambatan Ekonomi, Bisnis Dituntut Investasi Sektor Teknologi
Di sisi lain Head of Ericsson Indonesia, Jerry Soper juga memprediksi akan ada 1 miliar pelanggan 5G secara global pada tahun 2023. Bahkan setidaknya 53 persen konsumen berniat untuk mendaftar berlangganan 5G pada tahun depan.
"Sementara itu, berdasarkan Ericsson Mobility Report, ada hampir setengah dari pengguna di negara ini sudah memiliki perangkat berkemampuan 5G yang laporan memperkirakan 32 juta pengguna lainnya akan mendaftar berlangganan 5G pada tahun 2023. Selain itu, pengguna potensial 5G melihat jangkauan jaringan lebih penting daripada kecepatan," ujar Jerry.
Jerry menambahkan, kesempatan bagi operator berinvestasi dalam memperluas jaringan 5G di Indonesia akan terus berlanjut di 2023. "Apalagi tahun depan lelang untuk frekuensi akan makin besar pasca pemberlakuan Analog Switch Off," sambungnya.