Technologue.id, Jakarta - Sepekan lalu masyarakat di dunia dikejutkan dengan blue screen of death (BSOD) yang menimpa PC Windows di seluruh dunia. Gangguan tersebut mengganggu operasi dari maskapai penerbangan, layanan publik hingga perbankan.
Dikutip dari Theverge, Microsoft masih membantu CrowdStrike membereskan "kekacauan" ketika 8,5 juta PC mati karena pembaruan CrowdStrike yang bermasalah. Kini, raksasa perangkat lunak tersebut menyerukan perubahan pada Windows dan telah memberikan beberapa petunjuk halus bahwa mereka memprioritaskan untuk membuat Windows lebih tangguh.
Microsoft juga mengindikasikan langkah untuk mencegah vendor keamanan seperti CrowdStrike mengakses kernel Windows.
Meskipun CrowdStrike menyalahkan bug dalam perangkat lunak pengujiannya atas pembaruan yang gagal, perangkat lunaknya berjalan pada tingkat kernel, bagian inti dari sistem operasi yang memiliki akses tak terbatas ke memori sistem dan perangkat keras.
Baca Juga:
Saingi Google, OpenAI Ciptakan Mesin Pencari Berbasis AI SearchGPT
Hal tersebut menunjukkan bahwa jika terjadi kesalahan dengan aplikasi CrowdStrike, ia dapat melumpuhkan komputer Windows dengan Blue Screen of Death.
Perangkat lunak Falcon CrowdStrike menggunakan driver khusus yang memungkinkannya berjalan pada tingkat yang lebih rendah daripada sebagian besar aplikasi sehingga dapat mendeteksi ancaman di seluruh sistem Windows.