Technologue.id, Jakarta - Roket Falcon 9 milik SpaceX dilarang terbang oleh Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) pada Jumat. Hal ini lantaran salah satu roketnya pecah di luar angkasa dan menghancurkan muatan satelit Starlink.
Peristiwa tersebut menjadi kegagalan pertama dalam lebih dari tujuh tahun dari roket yang diandalkan oleh industri luar angkasa global tersebut. Sekitar satu jam setelah Falcon 9 lepas landas dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California pada Kamis malam, tahap kedua roket tersebut gagal menyala kembali.
Baca Juga:
Cegah Serangan Ransomware, Ini yang Perlu Diperhatikan Pemerintah
Ketika gagal menyala kembali, sistem mengerahkan 20 satelit Starlink di jalur orbit dangkal di mana mereka akan masuk kembali dan terbakar di atmosfer Bumi.
"Tahap kedua Falcon 9 melakukan pembakaran pertamanya secara nominal, namun kebocoran oksigen cair terjadi pada tahap kedua. Setelah direncanakan menyalakan kembali mesin tingkat atas untuk menaikkan perigee – atau titik terendah orbit – mesin Vakum Merlin mengalami anomali dan tidak dapat menyelesaikan pembakaran kedua," jelas SpaceX.
SpaceX akan melakukan penyelidikan penuh atas insiden tersebut dengan berkoordinasi dengan Administrasi Penerbangan Federal (FAA), kata perusahaan itu di situs webnya. Falcon 9 telah dilarang terbang oleh FAA menunggu hasil penyelidikan, lapor CNBC.
Falcon 9 memiliki banyak manfaat untuk industri penerbangan dan antariksa. Ini telah digunakan untuk 52 persen dari seluruh peluncuran orbital tahun ini, menurut pelacak Orbital Launches milik Gunter Krebs.
Peluncuran hari Kamis adalah peluncuran Falcon 9 ke-70 pada tahun 2024. Sepanjang tahun 2023, Falcon 9 digunakan untuk 96 peluncuran.