Technologue.id, Jakarta - Penggunaan suara perempuan pada asisten digital memang jamak digunakan. Amazon dan Microsoft misalnya, mereka menghadirkan suara perempuan secara default pada asisten digital besutannya, Alexa dan Cortana.
Penggunaan suara perempuan ini menurut juru bicara Amazon dikarenakan pada tahap pengujian, suara perempuan lebih disukai oleh pengguna. Sedangkan Microsoft beranggapan kehadiran suara perempuan untuk mewujudkan kualitas terbaik dari asisten digital.
Baca Juga:
Virtual Reality Hadirkan Sensasi Sentuhan
Sejumlah pakar turut menilai penggunaan suara perempuan karena perempuan sendiri mampu mengartikulasikan vokal dengan lebih jelas dan mudah didengar. Sementara yang lainnya menyebut suara perempuan lebih hangat dibanding suara maskulin yang menggelegar.
Dilansir dari Mental Floss pada Senin (1/6/2020), pendapat lain baru-baru ini mengungkap bahwa penggunaan suara perempuan pada asisten digital dikarenakan sistem text-to-speech sebagian besar dilatih pada suara perempuan, bukan laki-laki. Dengan begitu, penggunaan suara laki-laki akan begitu sulit diterapkan.
Baca Juga:
Apple Siri Sekarang Bisa Identifikasi Virus Corona
Kesulitan ini bahkan dialami oleh Google. Raksasa teknologi itu kewalahan dalam menghadirkan suara laki-laki sebagai opsi baru di produk Google Assistantnya.
Meski begitu, penggunaan suara laki-laki dalam asisten digital masih dapat kita jumpai seperti di Watson besutan IBM. Perusahaan teknologi itu sengaja menggunakan suara maskulin untuk memberikan kesan sebagai pemimpin.