Technologue.id, Jakarta - Di tengah optimisme pelaku bisnis menyambut pemerintahan baru, salah satu program yang paling banyak ditunggu realisasinya, terutama oleh para pelaku industri IT adalah program Hilirisasi Digital.
Hilirisasi Digital digadang pemerintahan baru sebagai salah satu program utama untuk sektor IT dimana program ini memiliki dua tujuan utama. Pertama memperkuat infrastruktur digital, mulai dari jaringan internet yang lebih luas hingga membangun industri perangkat digital dalam negeri. Kedua, hilirisasi digital bertujuan mendigitalisasi rantai pasok industri strategis secara signifikan akan meningkatkan nilai perekonomian di Indonesia.
Baca Juga:
Virtus Showcase 2024 Bekali Bisnis dengan Solusi AI dan Keamanan Siber
Rachmat Gunawan, selaku CEO dari CTI Group menyampaikan bahwa program Hilirisasi Digital menjadi inisiatif baik dalam memperkuat ekosistem digital di Indonesia. Hal ini lantaran program ini akan membuka peluang bisnis baru maupun meningkatkan daya saing industri teknologi nasional.
"Kami siap berkolaborasi dengan mitra-mitra strategis kami untuk mendukung implementasi Hilirisasi Digital, memastikan bahwa transformasi digital di Indonesia berjalan secara inklusif dan berkelanjutan. Kami percaya bahwa keberhasilan program ini akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi digital yang lebih kuat di masa depan," ujarnya, di Gathering Golden Circle Club 2024, di Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Dalam sesi diskusi, Zulfadly Syam, Sekretaris Umum APJII, menekankan pentingnya infrastruktur digital, terutama pemerataan akses internet, sebagai fondasi utama Hilirisasi Digital. Ia menyebutkan bahwa penetrasi internet di Indonesia kini telah mencapai 79,5%, dengan sekitar 221 juta penduduk yang sudah terhubung.
Zulfadly menekankan bahwa roadmap Hilirisasi Digital harus melibatkan semua pihak, tidak hanya dari sektor swasta. “Pemerintah dan sektor swasta harus bergerak bersama. Kita tidak bisa membiarkan hanya sektor swasta yang bergerak maju sementara banyak daerah di Indonesia masih berada dalam blindspot digital,” ujarnya.
Di sisi lain, Aviliani, Senior Ekonom INDEF menilai bahwa sektor-sektor seperti pertanian, manufaktur, dan pariwisata memiliki potensi besar untuk memperluas digitalisasi. “Sektor-sektor ini membutuhkan ekosistem digital yang end-toend untuk memperkuat daya saingnya,” jelasnya.
Baca Juga:
Meutya Hafid Jadi Menteri Komunikasi dan Digital di Kabinet Merah Putih
Namun, Aviliani juga menekankan bahwa realisasi program Hilirisasi Digital tidak bisa tercapai tanpa dukungan kebijakan yang jelas dan strategis. “Hilirisasi Digital memerlukan regulasi yang keep up dengan perkembangan teknologi. Jangan sampai industri telah melakukan investasi besar, tapi regulasi tertinggal” tambahnya.
Selain itu, Soegiharto atau akrab disapa Hoky mengamini pentingnya kolaborasi berbagai pihak sebagai bentuk realisasi inisiatif ini. “Hilirisasi Digital tidak akan berhasil tanpa kolaborasi yang jelas antara pelaku industri, penyedia solusi, dan pemerintah. Perlu ada sinergi agar roadmap hilirisasi ini tidak hanya digerakkan oleh sektor swasta, tetapi juga diintegrasikan dengan daerah-daerah yang belum terjangkau, terutama di wilayah 3T," paparnya.
"Selain itu, kolaborasi ini juga dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan SDM kita karena banyak potensi generasi penerus yang bisa mewujudkan pemerataan digital Indonsia,” tutup Hoky.