Technologue.id, Jakarta - Berdasarkan hasil survei IBM Institute for Business Value (IBV), semakin banyak eksekutif bisnis di Indonesia yang berencana untuk berinvestasi pada platform hybrid multi-cloud dengan tujuan mendorong transformasi bisnis dan membuka peluang baru demi meningkatkan nilai bisnis. IBV berkolaborasi dengan Oxford Economics untuk melakukan survei kepada lebih dari 6,000 orang eksekutif global dari berbagai industri, termasuk Indonesia, untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang penggunaan hybrid cloud dan multi-cloud, serta pendekatan organisasi terhadap manajemen multi-cloud. IBV kemudian merangkum survei tersebut dalam sebuah laporan yang berjudul, 'The hybrid cloud platform advantage: A guiding star to enterprise transformation in Indonesia'.
Menurut responden survei dari Indonesia, saat ini 16 persen dari pengeluaran TI organisasi mereka dialokasikan untuk cloud dan mereka berencana untuk meningkatkan porsi pengeluaran hybrid dari 51 persen saat ini, menjadi 57 persen pada tahun 2023. Sebagian besar anggaran cloud organisasi dialokasikan untuk hybrid cloud platform meskipun anggaran untuk public cloud mereka harus dikurangi dari 41 persen menjadi 36 persen pada tahun 2023. Sebagian besar industri secara global akan mencatat pertumbuhan dalam jumlah cloud yang mereka gunakan, dengan perkiraan jumlah cloud mencapai 11 cloud per organisasi, terutama di bidang asuransi, telekomunikasi, ritel, perbankan, dan produk konsumsi. Terutama karena sejumlah industri ini akan terus mengembangkan penerapan cloud-nya dalam tiga tahun ke depan.
Lebih lanjut, studi tersebut juga menemukan bahwa responden mengakui return on investment (ROI) dari pendekatan platform tersebut. Seperti yang dikatakan responden, nilai bisnis yang dihasilkan dari teknologi platform dan model operasi full hybrid, multi-cloud adalah 2,5 kali lebih besar dibandingkan nilai yang dihasilkan dari pendekatan vendor single platform, single cloud. Bahkan, pendekatan platform ini disebut-sebut bisa mempercepat peningkatan nilai bisnis sesuai dengan besaran bisnis yang diharapkan.
Tan Wijaya, Presiden Direktur IBM Indonesia menanggapi hasil survei dengan mengatakan, "Adopsi cloud telah menjadi fitur utama dalam mengembangkan model bisnis baru yang digerakkan secara digital. Menariknya, temuan ini menunjukkan bahwa hybrid multi-cloud menjadi sangat fundamental dalam pengembangan model operasi organisasi, membantu mereka mengawali langkahnya untuk menjadi Perusahaan Kognitif (Cognitive Enterprise) di masa depan. Lebih lanjut, Hybrid cloud memungkinkan peningkatan kinerja bisnis dengan ROI yang lebih besar. Hal ini terbukti dengan kesuksesan sejumlah bisnis terkemuka dalam meraih keunggulan kompetitif melalui pengelolaan hybrid cloud dan tata kelola platform yang lebih kuat."
"Di Indonesia, bisnis terkemuka seperti industri manufaktur dan retail melakukan transformasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi platform hybrid multi-cloud dan menerapkan teknologi AI. Kami sepenuhnya mengandalkan hybrid cloud karena teknologi ini aman, dapat dioperasikan dengan mudah, terbuka, dan bebas dari vendor lock-in."
Tren Teknologi yang diungkap dalam survey:
- Secara global, 64% perusahaan dengan advanced cloud menyadari perlunya transformasi perusahaan untuk berjalan beriringan dengan modernisasi aplikasi, dibandingkan 37% responden dari Indonesia.
- Secara global, 68% perusahaan yang sedang berusaha mengadopsi advanced cloud sedang membangun open-source cloud platform. 58% lebih tinggi dibandingkan dengan organisasi di Indonesia.
- Laporan survei ini mengidentifikasi perusahaan yang menyadari kepentingan strategis cloud. Terdapat 13% dari responden survei global mengemukakan hal ini, dan 2% di antaranya berasal dari Indonesia, sebagai 'Cloud Aviators'
- Organisasi di Indonesia berharap untuk menggunakan setidaknya 9 cloud per organisasi dari vendor yang semakin banyak pada tahun 2023, tetapi hanya 41% perusahaan yang memiliki strategi manajemen multi-cloud holistik.
- Sebanyak 37% eksekutif TI di Indonesia mengatakan bahwa mereka mencari Cloud Management Platforms untuk meningkatkan visibilitas dan mengendalikan biaya cloud mereka dibandingkan dengan 66% organisasi secara global yang saat ini sedang melakukan pengembangan menuju advanced cloud.
- Perusahaan-perusahaan di Indonesia sedang mencari platform pengembangan aplikasi yang dapat beroperasi di jenis cloud apa pun, beban kerja yang dapat dijalankan dengan mulus di banyak cloud, dan kemampuan orkestrasi komprehensif yang menjangkau seluruh cloud.