SHARE:
Technologue.id, Jakarta – Pernah dengar Red Hat? Ya, itulah perusahaan di balik Red Hat Linux, salah satu distro Linux utama. Perusahaan software open source itu kini telah sepakat untuk diakuisisi IBM. Mengutip keterangan resminya (28/10/2018), IBM akan membayar US$190 (Rp2.890) per lembar saham untuk perusahaan yang berdiri tahun 1993 itu. Total, diperkirakan akuisisi ini seharga US$34 miliar (Rp517 triliunan).
Baca juga:
Selain Instagram, Ini 6 Akuisisi Vital Facebook
Dengan akuisisi ini, IBM menunjukkan komitmennya untuk menjadi provider hybrid cloud. Mereka mengklaim IBM bakal dapat memfasilitasi perusahaan-perusahaan untuk memindahkan aplikasi bisnisnya ke cloud berkat ekosistem Red Hat. "Akuisisi Red Hat adalah game-changer. Ini akan mengubah segalanya tentang pasar cloud," ujar Ginni Rometty, IBM Chairman, President and Chief Executive Officer.Baca juga:
6 Fakta Menarik Paul Allen, Sahabat sekaligus Musuh Bill Gates
Selain mendorong perusahaan-perusahaan menjadi cloud-native, Red Hat juga tetap diberikan kebebasan dalam operasi dan kontribusi open source. “Sejak kami memutuskan untuk membawa open source ke perusahaan, misi kami tetap tidak berubah. Dan sekarang, salah satu perusahaan teknologi perusahaan terbesar di planet ini telah setuju untuk bermitra dengan kami untuk tumbuh dan mempercepat upaya kami, membawa inovasi open source ke petak yang lebih besar dari perusahaan,” papar Paul Cormier, President, Products and Technologies, Red Hat.Baca juga:
Langkah IBM ini sedikit banyak mengingatkan publik terhadap keputusan Microsoft mengakuisisi GitHub. Berpalingnya korporasi untuk mendukung open source menjadi salah satu strategi agar produk mereka makin luas diadopsi pengguna.