Technologue.id, Jakarta – Membangun pengetahuan digital di negara-negara berkembang sangat penting untuk transformasi ekonomi dan bisnis. Transformasi digital berpotensi memberdayakan jutaan orang untuk meraih lebih banyak. Potensinya juga bisa sangat besar di tiap wilayah. Mendorong transformasi digital di Indonesia bukan hanya tugas pemerintah namun juga seluruh stakeholder yang terkait, salah satunya penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai salah satu pelaku industri di bidang teknologi, Huawei turut mendukung transformasi digital di Indonesia. Ada tiga industri kunci yang menjadi fokus perusahaan asal Tiongkok ini, yaitu jasa keuangan, energi, dan transportasi. Ketiganya menjadi akselerator digitalisasi industri di Indonesia. "Huawei fokus di tiga sektor tersebut karena itu sudah menjadi kebutuhan dasar dan pemerintah juga fokus terhadap sektor finansial, energi, dan transportasi," kata Arri Marsenaldi, Executive Product Manager Huawei Indonesia, dalam sesi media di kantor pusatnya di Jakarta, Kamis (12/07/2018).
Baca juga:
Canggih, Teknologi Pengenalan Wajah di Bandara Bisa Kenali DPO!
Industri perbankan di Indonesia, menurut Arri, masih rendah dari sisi penetrasi banking. Pemerintah hanya menargetkan 60 persen penetrasi banking di tahun 2020. Masih belum banyak orang yang mendapat akses perbankan. Namun bila sudah disentuh oleh transformasi digital, ini bisa memberikan akses layanan perbankan kepada siapa saja dan di mana saja. Di saat pihak perbankan masih fokus membangun traditional bank, transformasi digital bakal menawarkan investasi yang jauh lebih murah dengan solusi branchless banking dan digital banking. Arri mencontohkan, bila untuk mengoperasikan satu cabang tradisional dibutuhkan biaya Rp3,6 miliar per bulan, sebaliknya operasional branchless banking hanya membutuhkan sekitar Rp600 juta per unit agen bank dan ATM per tahun. Dengan begitu, perusahaan bisa menggenjot efisiensi biaya. Bahkan mengusung digital akan lebih murah lagi. Tidak memerlukan agen sehingga bisa mengakomodir cashless hingga ke pelosok. "Huawei mendorong bank-bank di Indonesia bisa memberikan pelayanan hingga ke pelosok. Kami mempersiapkan infrastruktur seperti cloud dan desktop virtualization," jelas Arri.Baca juga:
8 Ponsel Terbaik Berkapasitas Baterai Besar, dari yang Mahal ke Murah
Fokus selanjutnya adalah terkait optimalisasi penggunaan energi listrik lewat Smart Grid. Smart Grid adalah suatu konsep tata kelola energi listrik berbasis teknologi, informasi, dan komunikasi yang menyeluruh mulai dari pembangkit, transmisi, distribusi, hingga pelanggan. Dalam konsep smart grid, pola penggunaan listrik pelanggan dapat dijadikan tolak ukur untuk mengoptimalkan pasokan dan permintaan energi listrik sehingga manajemen transfer energi listrik akan berjalan secara efisien. "Smart energy memberikan efisiensi. Huawei punya teknologi untuk memonitor distribusi teknologi komunikasi agar tidak overload. Manajemen distribusi akan lebih baik sehingga lebih efisien," tambahnya. "Di luar daerah, pencatatan (metering listrik) masih manual. Karena masih manual, makanya pemerintah sulit untuk monitoring."Baca juga:
Fokus Huawei di industri transportasi juga tak kalah penting. Perusahaan ini mengaplikasikan penguatan manajemen transportasi berbasis digital dengan konsep smart airport. Lingkup bandara dinilai penting karena termasuk salah satu strategic asset. Melakukan transformasi digital untuk layanan transportasi udara ini di mulai dari segi peningkatan pelayanan, keamanan, dan manajemen di bandara.